Terlebih lagi, kebijakan WFA dapat menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap privasi dan keamanan. Dalam situasi seperti itu, pekerja jarak jauh mungkin terpaksa bekerja dari jaringan yang tidak aman dan dapat rentan terhadap serangan siber. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa pekerja jarak jauh memiliki perangkat yang aman dan juga memperoleh pelatihan tentang keamanan siber untuk meminimalkan risiko tersebut.
Mempengaruhi Mental dan Fisik Pekerja
Akhirnya, kultur WFA juga bisa mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental pekerja. Beberapa pekerja mungkin merasa kesepian dan terisolasi karena kurangnya interaksi sosial dan dukungan dari rekan kerja. Selain itu, pekerja jarak jauh sering kali menghabiskan lebih banyak waktu di depan komputer dan kurang bergerak, yang dapat berdampak pada kesehatan fisik mereka. Karenanya, perusahaan harus memastikan bahwa pekerja jarak jauh memiliki dukungan dan sumber daya yang memadai untuk menjaga kesejahteraan mereka.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kultur WFA dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan pekerja, namun perlu dipertimbangkan tantangan dan risikonya untuk meminimalkan dampak negatifnya. Dalam era digital yang terus berkembang, kultur WFA dapat menjadi norma di tempat kerja masa depan dan perusahaan harus siap untuk mengatasi perubahan ini dengan bijak dan efektif.
sumber : digimo.my.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H