Rencana Serangan ke Lebanon
Di tengah polemik internal, Israel justru mengumumkan rencana serangan ke Lebanon. Melalui pernyataan militer pada Selasa, 18 Juni 2024, Israel menyatakan telah menyetujui dan memvalidasi rencana operasional untuk serangan di Lebanon.
Keputusan ini tentu berdampak pada strategi militer Israel secara keseluruhan. Mereka harus membagi amunisi dan sumber daya untuk dua front pertempuran: Gaza dan Lebanon. Hal ini semakin mempersulit posisi Israel, mengingat persediaan amunisi mereka yang semakin menipis.
Friksi Internal dan Perbedaan Pandangan
Situasi ini memicu friksi antara militer dan pemerintahan Netanyahu. Pihak militer mengkhawatirkan terjadinya "perang abadi" ketika amunisi mereka mulai terkikis habis. Mereka juga frustrasi karena Netanyahu disebut menolak berkomitmen pada rencana pasca perang yang jelas.
Di sisi lain, beberapa pihak dalam militer berpendapat bahwa mempertahankan Hamas berkuasa dengan imbalan kembalinya para sandra mungkin menjadi pilihan yang tidak terlalu buruk. Pandangan ini tentu bertentangan dengan tujuan besar Netanyahu yang ingin memberantas Hamas hingga tuntas.
Respon Hizbullah
Sementara itu, kelompok Hizbullah di Lebanon menyatakan siap menghentikan perang dengan Israel, dengan syarat dilakukannya gencatan senjata di Gaza. Pernyataan ini disampaikan oleh wakil pemimpin Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, pada Selasa, 2 Juli 2024.
Qassem menegaskan bahwa satu-satunya jalan untuk menghentikan permusuhan di perbatasan Lebanon-Israel adalah gencatan senjata penuh di Gaza. Namun, ia juga mengakui bahwa pihaknya tidak tahu apakah gencatan senjata itu akan benar-benar terjadi.
"Kami siap menghentikan pertempuran jika Israel berhenti menyerang Gaza. Namun, jika Israel melanjutkan agresinya, kami akan terus melawan," ujar Qassem.
Hizbullah juga memperingatkan bahwa jika Israel meluncurkan operasi terbatas di Lebanon, mereka tidak boleh berharap pertempuran di perbatasan akan usai. Bahkan, kelompok ini menyebut bahwa kelompok-kelompok bersenjata di Irak, Suriah, Yaman, dan Iran siap membantu Hizbullah dalam konfrontasi dengan Israel.