Di masa lalu, Indonesia juga pernah memiliki legenda seperti Bambang Pamungkas yang mengantarkan Persija Jakarta juara Piala FA Malaysia pada 1996. Namun, kesuksesan tersebut belum mampu membawa sepak bola Indonesia sepenuhnya mendunia.
Kini, peluang untuk meraih kejayaan dunia terbuka lebar melalui Komo yang miliki kekuatan finansial dan jaringan internasional yang kuat. Masalah pemain berbakat melaju ke luar negeri bukan lagi soal biaya dan infrastruktur klub, melainkan standar permainan atlet Indonesia sendiri.
"Jika mampu memenuhi standar Serie A, jalan terbuka untuk para pemain lokal bergabung dengan Komo. Ini peluang untuk mengangkat level mereka sekaligus mengharumkan nama bangsa," tambah Akmal.
Perkembangan PSIS Semarang Milik Keluarga Hartono
Selain Komo, keluarga Hartono juga diketahui memiliki PSIS Semarang sejak akusisi kepemilikan pada tahun 2020. Hengky Solaiman, mantan pesepakbola Tim Merah Putih dan Timnas Indonesia, ditunjuk sebagai CEO yang membidani program pembinaan di PSIS.
Melalui program "Gale Sae Ndherekke (Galen The Next Level)" atau disingkat GSN, Hengky dan staf melakukan serangkaian pembenahan. Infrastruktur klub seperti stadion, gedung serba guna, mess pemain hingga kamp latihan telah dibenahi dan mengikuti standar profesional.
Program kaderisasi pemain muda pun digalakkan melalui akademi sepak bola di sejumlah titik di Jawa Tengah. "Tujuannya, menciptakan wadah pembinaan yang baik untuk menyiapkan atlet berbakat bersaing di tingkat nasional dan internasional di masa depan," ujar Hengky.
Hasilnya, PSIS berhasil meraih gelar juara Piala Menpora tahun lalu setelah mengalahkan Persib Bandung di partai puncak. Membanggakan untuk level awal pembangunan.
Pengerjaan master plan untuk PSIS masih terus berlangsung. Para pemain muda diproyeksikan dapat melanjutkan karir lebih tinggi di Komo apabila sudah memenuhi standar, begitu pula sebaliknya. Sinergi dan pola kaderisasi yang terstruktur seperti ini diharapkan dapat mengangkat standar kompetisi sepak bola Indonesia dan menciptakan lebih banyak pemain berkualitas di masa depan.
Investasi Keluarga Hartono di ranah sepak bola menjadi angin segar bagi pecinta sepak bola Indonesia. Sejarah membuktikan, tanpa dukungan finansial yang kuat, sulit bagi klub dan atlet sepak bola Tanah Air untuk berkembang dan meraih prestasi gemilang.
Nama-nama pengusaha seperti Arifin Panigoro (Arema), Chairul Tanjung (Persija), hingga Erick Tohir (PBSI dan Inter Milan) sebelumnya juga memberikan kontribusi besar bagi kemajuan olahraga Indonesia, baik melalui klub maupun induk organisasi.