Mohon tunggu...
Devan Alhoni
Devan Alhoni Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas Dan Konsultan Independen

Seorang penikmat karya-karya abstrak dan filosofis, Saya memiliki hasrat yang mendalam untuk menjelajahi makna-makna tersembunyi dalam setiap untaian kata. Pena dan buku menjadi kawan setianya dalam mengarungi samudra gagasan yang tak berbatas. Bagi saya, menulis bukan sekadar mengekspresikan pemikiran, melainkan juga upaya untuk menggali kebenaran di antara celah-celah realitas. Membaca pun tak hanya sekadar aktivitas menelan baris demi baris kata, tetapi juga menjadi petualangan intelektual yang tak pernah usai. Dengan kecermatannya dalam mengurai konsep-konsep kompleks, saya senantiasa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang eksistensi manusia dan alam semesta. Baginya, dunia adalah panggung metafisika yang tak pernah mengering dari teka-teki untuk dipecahkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengejutkan! Inilah Alasan Sebenarnya Kenapa Dunia Selalu Butuh Orang Miskin

19 Mei 2024   06:02 Diperbarui: 19 Mei 2024   06:02 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memerangi ketimpangan sosial bukanlah pekerjaan mudah dan membutuhkan kerja keras dari berbagai pihak dalam jangka panjang. Namun, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, dukungan sektor swasta dan masyarakat sipil, serta kebijakan yang tepat sasaran, kesenjangan sosial dapat dipersempit secara bertahap.

Di masa depan, teknologi dan inovasi berpotensi menjadi katalis dalam upaya pengentasan kemiskinan. Misalnya, teknologi digital dapat membuka akses pendidikan dan peluang ekonomi bagi masyarakat miskin di daerah terpencil. Inovasi di bidang pertanian dan pangan juga dapat meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan petani kecil.

Namun, teknologi juga memiliki sisi gelap jika tidak dikelola dengan baik. Otomatisasi dan kecerdasan buatan dapat mengganggu lapangan kerja tradisional dan menciptakan kesenjangan keterampilan baru. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah harus selalu adaptif dan antisipatif dalam mengOtomatisasi dan kecerdasan buatan dapat mengganggu lapangan kerja tradisional dan menciptakan kesenjangan keterampilan baru. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah harus selalu adaptif dan antisipatif dalam menghadapi disrupsi teknologi agar ketimpangan tidak semakin melebar.

Di samping itu, perubahan iklim juga menjadi ancaman serius bagi upaya pengentasan kemiskinan. Bencana alam seperti kekeringan, banjir, dan cuaca ekstrem lainnya dapat menghancurkan sumber penghidupan masyarakat miskin yang bergantung pada sektor pertanian dan perikanan. Diperlukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang kuat untuk melindungi kelompok rentan ini.

Meskipun terdapat banyak tantangan, peluang untuk memerangi ketimpangan sosial juga terbuka lebar. Kemajuan teknologi, inovasi, dan kerja sama global dapat menjadi modal berharga jika dimanfaatkan dengan bijak. Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, kita dapat terus mempersempit kesenjangan sosial dan menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera untuk semua.

Kesimpulan

Ketimpangan sosial merupakan masalah kompleks yang telah mengusik dunia sejak lama. Meskipun ambisi untuk menghapus kemiskinan secara total tampaknya tidak realistis, upaya untuk mempersempit kesenjangan sosial harus terus dilakukan.

Dalam sistem kapitalisme yang dianut saat ini, golongan miskin justru dibutuhkan sebagai pondasi untuk menjalankan sistem tersebut. Namun, ketimpangan yang terlalu ekstrem dapat menciptakan eksploitasi dan kesengsaraan bagi golongan bawah.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dapat menerapkan kebijakan redistribusi kekayaan melalui pajak progresif, memberdayakan ekonomi masyarakat miskin, memperkuat akses pendidikan yang berkualitas, dan menjalin kemitraan dengan sektor swasta serta organisasi masyarakat sipil.

Stabilitas ekonomi dan politik juga menjadi faktor penting dalam menjaga keberlangsungan upaya pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan. Di masa depan, teknologi dan inovasi berpotensi menjadi katalis dalam upaya ini, tetapi juga menghadirkan tantangan baru yang harus diantisipasi dengan bijak.

Pada akhirnya, memerangi ketimpangan sosial adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Dengan komitmen yang kuat dan kolaborasi yang erat, kita dapat terus mempersempit kesenjangan dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera untuk semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun