Misalnya dengan membaca atau memetakan secara dini pergerakan dan strategi partai-partai pesaing di tanah air. Informasi berharga ini tentu sangat berguna bagi PDIP untuk mengamankan basis massanya di pemilu.
Jadi pada intinya, meski tak bisa dikatakan secara frontal berdampak signifikan pada PDIP saat ini, keberadaan BG sebagai pimpinan BIN tetap saja menguntungkan posisi Mega cs ke depannya kelak.
Melihat fenomena di atas, kiranya tak salah bila banyak yang menduga BIN di bawah kepemimpinan BG "bermain untuk PDIP" atau setidaknya berkontribusi positif pada langkah politik Mega dan koleganya.
Akan tetapi, pada situasi saat ini hubungan PDIP dan Presiden Jokowi yang masih cenderung tegang, BG lebih condong mengedepankan agenda dan kepentingan Sang Presiden sebagai "single client"-nya.
Walaupun demikian, pintu terbuka lebar untuk segala kemungkinan di masa depan, mengingat dinamika politik Tanah Air yang sangat fluktuatif. Jika suatu saat PDIP dan Jokowi kembali bersekutu, sudah barang tentu BIN milik BG pun akan ikut "ambil bagian".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H