Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Manusia: Makhluk yang Mampu Mengendalikan Tidur, Makan, dan Bicara

20 Desember 2022   20:46 Diperbarui: 20 Desember 2022   20:50 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal hal itu tentunya salah besar. Pada kenyataannya, tubuh kita sudah menjadi kuat ketika kita mengkonsumsi makanan secara cukup, sesuai dengan takaran kita sendiri. Jangan sampai, ketika berlebihan dalam makan, kita gampang terkena penyakit. Jangan sampai, makanan yang pada hakikatnya merupakan nikmat dari tuhan, akan menjadi bumerang yang membuat tubuh kita semakin rawan terjangkit masalah Kesehatan.

Terakhir, dalam hal berbicara. Banyak manusia yang masih tak mampu untuk menjaga mulutnya dari berkata-kata yang terlalu berlebihan. Juga, masih banyak manusia yang dengan mulutnya, ia hanya berkata buruk dan bahkan mencaci maki sesama saudaranya. Perbuatan ini tentunya berasal dari hawa nafsu kita. Kita seakan masih terus disetir oleh hawa nafsu kita. Jadinya, sulit rasanya untuk menggunakan mulut kita agar berkata yang baik-baik saja; agar berkata yang tentunya membawa manfaat untuk diri kita.

Rasa-rasanya, pada saat ini, kita perlu belajar untuk mengunci mulut kita dan diam saja daripada berbicara yang tiada maknanya. Tak patut rasanya mulut kita seperti comberan yang penuh dengan kotoran dan sampah. Memang betul, seperti hal nya makanan, berbicara merupakan suatu anugerah dari tuhan, akan tetapi gunakan mulut kita untuk hal-hal yang memang perlu seperti belajar dan menuntut ilmu atau bahkan ketika kita sedang bekerja. Tentunya ketika digunakan seperti itu, berbicara tidak dipermasalahkan.

Akan tetapi perlu adanya perhatian, untuk menjadi seseorang yang menempatkan lisan di belakang hati. Hal ini berguna agar kita bisa menimbang dan memilah mana kata-kata yang pantas untuk dikeluarkan. Agar kita tak jatuh dalam perbincangan yang tak tau arah tujuan dan berakhir sia-sia saja. 

Bahkan, lebih parahnya, bisa menimbulkan dosa. Rasulullah SAW adalah seseorang yang bila ingin mengeluarkan kata-kata dari mulutnya, beliau terlebih dahulu memikirkannya. Bahkan, semasa hidupnya dahulu, Nabi Muhammad merupakan seseorang yang singkat dan padat ketika berbicara dan menjelaskan sesuatu. 

Beliau bukanlah seseorang yang bertele-tele dan panjang lebar ketika berbicara. Hal ini tergambarkan ketika kita melihat dan membuka kitab hadits, seperti Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Sangat jarang sekali ditemukan di dalam kitab tersebut, lafadz satu hadist yang sampai 2-3 halaman.

Oleh karena itu, dalam kehidupan ini, harus diakui bahwa kita masih kalah dengan nafsu kita. Rata-rata dari kita masih belum bisa untuk tidak terlalu berlebihan dalam makan, tidur, dan bicara. Kita seakan tak tau, bahwa ketika kita melakukan tiga hal itu dengan porsi berlebih, hawa nafsu akan makin sulit dikendalikan.

Hidup kita akan terkendali ketika kita mampu terlebih dahulu untuk mengendalikan nafsu kita. Kita bisa menguasai kehidupan, ketika kita bisa menguasai nafsu kita. Untuk itu, yuk perlahan kurangi ketiga hal tersebut, agar kita tak terperosot kepada tingkatan yang membuat kita lebih rendah dan lebih buruk daripada binatang.  

Walaupun dalam tiga hal itu, manusia sama dengan binatang, namun pada penciptaannya, manusia diciptakan jauh lebih mulia daripada binatang, sebab manusia mempunyai akal. Jadinya, kita sebagai manusia merasa malu, ketika dalam kehidupan, kita masih layaknya seperti binatang yang tidak bisa mengontrol segala yang berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun