Pastinya berpacu pada goresan tulisan yang tertuang dari gagasan mahasiswa itu sendiri. Sebutlah, misalnya ada 5 mata kuliah untuk tiap semester ada 5 kali ujian berbentuk karya tulis.Â
Berarti tiap semester seorang mahasiswa menuliskan 5 karya tulis , jika tiap karya tulis berisi minimal 10 lembar, dengan asumsi 8 semester maka seorang mahasiswa sudah berhasil menulis sebanyak 400 lembar tulisan.Â
Nahkan banyak, maka kalau ada mahasiswa yang mengaku tidak bisa menulis, bisa dikatakan bohong atau tidak mungkin. Buktinya bisa lulus dengan skripsi terbaik misalnya. Itu berarti sangat bisa menulis.
Rasanya step selanjutnya adalah Let's Action!, karena niat baik harus segera ditunaikan bukan? Diawal dijelaskan bahwa ilmu adalah hasil berburu, dan kita butuh mengikatnya lewat goresan tulisan kita.Â
Percuma saja kita berburu, kalau hasil buruan kita melarikan diri. Maka agar hasil buruan tak hilang, ikatalah hasil buruan kita. Maka akan sangat sayang kalau semua hasil buruan itu pada terlepas begitu saja. Ilmu itu harus diikat, caranya dengan menuliskannya. Kuncinya adalah nulis, nulis dan nulis. Selamat mengikat ilmu!
Referensi: Ahmat Sarwat (Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H