Mohon tunggu...
Muhammad Bagas Fuad Fauzi
Muhammad Bagas Fuad Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan

Hobi Futsal, menulis, dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Banjir Bandang Yang sudah lama hilang di Trenggalek Kembali lagi

17 Oktober 2022   08:28 Diperbarui: 13 November 2022   10:17 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber IG ilovetrenggalek

Banjir sering terjadi di musim penghujan seperti saat ini yang terjadi di Trenggalek. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir mulai dari kerusakan hutan, hujan deras, sungai yang sempit, banyak sampah di sungai, dan lain-lain. Banjir terjadi di beberapa kecamatan di Trenggalek mulai dari panggul, pogalan, karangan, Trenggalek, Gandusari, dan Watulimo.

Banyak kerusakan terjadi karena banjir yang terjadi, seperti jembatan Ndrarang Tamanan ambrol karena tidak kuat menahan luapan air sungai. Selain itu juga ada beberapa rumah warga desa Tasikmadu kecamatan Watulimo yang hancur karena terkena banjir.

Mengutip dari IG ilovetrenggalek Bencana banjir terus terjadi di Kabupaten Trenggalek mulai dari Minggu (09/10/2022). Menurut laporan BPBD Trenggalek, banjir bandang terjadi pukul 22.30 WIB. Tiga Desa yang terdampak banjir di kecamatan watulimo yaitu Desa Prigi, Desa Karanggandu, Dan Desa Tasikmadu.

Marvin selaku warga watulimo, melaporkan mulai pukul 22.27 WIB, Minggu (09/10/2022), banjir sudah menggenang dijalan umum. Akibatnya, kendaraan tidak bisa melewati jalan tersebut.

Hingga Senin (10/10/2022), Pukul 03.00 WIB, air mulai surut. Akan tetapi warga Watulimo kesulitan memenuhi kebutuhan makan. Peralatan Dapur yang terendam air banjir mengakibatkan warga tidak bisa memasak.

Untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan, pemerintah Trenggalek mendirikan tenda-tenda bagi mereka yang terkena bencana banjir. Kurangnya pasokan makanan adan air bersih menjadi masalah serius karena dimusim sekarang ini yang tidak menentu bisa menyebabbkan berbagai macam penyakit.

Mengutip dari komen-komen yang ada di postingan IG ilovetrenggalek masih banyak orang-orang yang ingin membantu mulai dari donasi uang sampai sandang pangan. Melihat hal ini, kita menyadari bahwa nilai sila Pancasila masih diterapkan di Indonesia. Terutama sila ke 2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradap.

Penerapan dari sila ke 2 ini membuat hati kita tergerak untuk saling membantu. Karena hati Nurani kita merasa iba untuk saling membantu korban. Tidak membedakan dari mana asal suku mereka, asal agama mereka, maupun asal ras mereka semuanya saling membantu.

Bahkan polres Ngawi juga mengirimkan ratusan paket bantuan bagi warga Trenggalek yang terkena bencana banjir bandang pada minggu (09/10/2022). Kapolres ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera, yang sebelumnya menjabat di Kapolres Trenggalek memerintahkan anggota dan jajarannya mengumpulkan pakaian layak pakai, makanan dan minuman serta barang barang yang bisa membantu masnyarakat yang terkena banjir.

"Kita pusatkan bantuan dari Polres Ngawi dan jajaran untuk disalurkan di Desa Taasikmadu karena desa tersebut yang mengalami dampak banjir bandang paling parah," katanya Sabtu (15/10/2022)

Tak hanya bantuan berupa materiala saja, tetapi juga banyak masyarakat Trenggalek maupun luar Trenggalek yang saling mendoakan untuk keselamatan korban. Hal ini juga menandakan bahwa nilai-nilai sila ke 1 pancasila masih diterapkan di Indonesia yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sebagai warga negara Indonesia, telah sepatutnya kita semua memiliki 1 agama. Mengapa demikian? Karena hal tersebut telah tercantum di UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 yang berbunyi  "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu".

Kita juga hidup saling berdampingan dimana banyak keberagaman agama bisa membuat toleransi yang dapat meminimalisir terjadinya perpecahan persatuan masyarakat, sehingga tercapai kehidupan masnyarakat yang tentram. Namun bisa saja karena keberagaman agama yang ada di Indonesia malah menjadi boomerang yang akan memecah kesatuan NKRI karena semakin banyak makas semakin mudah untuk diadu domba.

Pada Selasa (11/10/2022) di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek warga dan petugas fokus pada pembersihan material pascabanjir yang melanda. Semua bergotong royong membersihakan material mulai dari lumpur, akar akar bambu, batang batang podon, dan sampah semua menimpa rumah warga.

Hal ini tercermin dalam Pancasila sila ke 3 yang berbunyi Persatuan Indonesia". Karena masih terletak di pedesaan jadi gotong royong masih terasa kental disana.  Semua lapisan masyarakat mulai dari tua, remaja hingga muda semua ikut gotong royong.

Ternyata pengimplementasian nilai-nilai sila Pancasila yang selama ini kita kira telah hilang ternyata tanpa kita sadari masih terlaksana. Memang di sekolah pengajaran Pancasila itu masih kurang, tetapi hati nuraani kita secara naluriah melaksanakannya sendiri. Tokoh-tokoh dahulu membuat Pancasila agar bisa mengikuti perkembangan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun