Mohon tunggu...
Muhammad SyaifulArief
Muhammad SyaifulArief Mohon Tunggu... Guru - Roosibun writer

رب سكوت ابلغومن كلام

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UIN Sunan Kalijaga: Mengenali Sosial-Radikalisme Kedekatan HTI

4 November 2022   14:39 Diperbarui: 4 November 2022   14:42 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta sebagai representatif dari Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal  Ika benar-benar dijunjung tinggi. Multikulturalisme menjadi mata kuliah di tingkatan mahasiswa yang di implementasikan.  Mahasiswa yang mengikuti kajian filsafat di Masjid Jendral sudirman sudah dicap westerneisme. Pemikiran yang menginginkan terjadinya perubahan dan pembentukan kembali sistem tatanan sosial secara menyeluruh disebut radikal.

Berawal dari belajar mengenai Haqiqi dan Majazi dengan Ustadz Tri dari Banda Aceh sarjana Sastra Arab UGM dilanjut diskusi singkat. ''saya dulu juga sempat mendaftar ke UIN Sunan Kalijaga, namun tidak boleh. Karena di UIN Sunan Kalijaga rektornya Bapak  Yudian Wahyudi  adalah rektor 2016-2020, lulusan universitas McGill mengenyam pendidikan di Kanada jurusan studi Islam.''

Begitupun bapak Makin rektor 2020-2024 juga menerima didikan Kanada dengan mengambil studi Islam. Banyak mahasiswa lulusan sarjana Islam mempunyai ambisi melanjutkan program magister di eropa. Mereka enggan untuk meneruskan pilihanya di timur tengah. Pola pikir di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dikenal oleh kebanyakan orang agak nyeleneh terutama dalam bidang agama.

Dalam penelitian-penelitian yang dilakukan UIN Sunan Kaliijaga juga rata-rata mengangkat isu seputaran bias gender prespektif Islam. Dosen fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Abdul Aziz menulis Desertasi yang kontroversi berjudul ''Konsep Milk-Al Yamin Muhammad Syahrur sebagai keabsahan hubungan seksual non marital'' untuk memperoleh gelar doktor di UIN Sunan Kalijaga. Abdul Aziz menjalani ujian terbuka dan dinyatakan lulus tanggal 28 agustus 2019. Desertasi itu menerangkan memperbolehkan hubungan seks diluar tanpa perkawinan. Inilah nanti yang dijadikan dalih orang HTI bahwa impak belajar di luar negeri akan menjadi liberalisme, karena berguru dengan golongan kafir dan para orientalis.

Sehingga dari sinilah mahasiswa awalnya produk Islam belajar ke eropa mencoba untuk menyegarkan kembali pemahaman Islam. maka hukum Islam disini dijadikan penunjang pembangunan. Ibaratkan secara tegas Islam tidak memperbolehkan menikah beda agama, namun untuk menghindari hal tersebut, mereka bisa kawin lari ke Negara lain mencatatkan ke kantor catatan sipil diluar sana dan kemudian kembali lagi ke Indonesia. 

Tahun 2018 rektor UIN Sunan Kalijaga bapak Yudian menerbitkan keputusan mengenai larangan bercadar bagi mahasiswi. Lantaran menurut hasil investigasi mahasiswi yang menggunakan cadar terindikasi paham radikal. Menolak Pancasila dan mengibarkan bendera HTI di wilayah kampus. Kita ketahui bahwa pemerintah mencabut status badan hukum organisasi tersebut tahun 2017. Namun secara ideologi kaffah mereka tetap ada dari halakah-halakah yang sering kita temui di Yogyakarta.

Mereka yang menggunakan cadar umumnya dipakai masyarakat timur tengah seperti Arab, Mesir, Syuriah. Stigma negatif juga sudah mengakar kuat di masyarakat menganggap cadar itu terorisme. Cadar juga dianggap sebagai bentuk fanatisme, berbagai spekulasi-spekulasi negatif terhadap mahasiswi yang bercadar. Ideologi UIN Sunan Kalijaga kampus menjunjung tinggi Islam moderat atau Islam nusantara. Mereka menganggap Islam Indonesia memiliki cara tersendiri dalam berislam.

Salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga bernama Hadfana Firdaus fakultas tarbiyah jurusan pendidikan bahasa Arab. Sebut saja HF menendang sesajen semeru yang mana menciderai inklusivitas dalam beragama. Sesajen ini untuk menjinakan gunung agar tidak murka, mencegah terjadinya celaka menimpah masyarakat tertentu. Hal sesajen ini termasuk perbuatan syirik, karena tidak termasuk memurnikah ajaran Allah.

Secara historis multikulturalisme muncul pada lembaga pendidikan tertentu di wilayah Amerika. Pendidikan disana diskriminasi etnis, hingga perkelahian antara berbeda etnis. Hal ini menjadi perhatian serius dari pemerintah. Sehingga muncul pendidikan multikulturalisme sebagai strategi pembelajaran. Pendidikan ini dirancang untuk menunjang konsep-konsep budaya, perbedaan, kesamaan dan demokrasi. Begitu juga dengan pendidikan multikulturalisme Islam menghargai keragaman berdasarkan keragaman Al-Qur'an dan Hadis.

Suatu waktu ketika kajian filsafat bersama Dr. Fahrudin Faiz dosen Filsafat UIN Sunan Kalijaga. Pada saat sesi refleksi untuk bertukar ide dan gagasan. Ada mahasiswa bertanya, dia juga menyebutkan bahwa dari anggota HTI. Gerakan HTI ini sudah mengakar kuat terhadap kaum-kaum yang imanya lemah. Mereka mudah menyusupi dengan pemikiran-pemikiran radikal, membenturkan dengan sistem kapitalis kafir yang dianut demokrasi Indonesia saat ini.

Kalau menemuka bulletin Al-Islam, kaffah setiap hari jum'at itu merupakan bulletin dari Hizbut Tahrir Indonesia. Kita tidak bisa mengenali secara fisik, terkadang mereka juga tidak memakai cadar. Namun ketika sudah bersosial akrab kita akan tahu sifat mereka. Kita akan didorong untuk mengikuti kajian yang mereka ikuti. Mereka akan mengenalkanya dengan musyrifnya, sehingga dibangunlah kedekatan untuk masuk ranah Halakah. Cara mengenali Sosial Hizbut Tahrir Indonesia

  • Model Sosial Tatsqif yang dibangun untuk mendoktrin para pengikutnya, kebanyakan kaum remaja yang rentan iman. Khususnya mahasiswa, sebagai objek sasaran HTI. Awal masuk dibawah oleh Abdurahman Al-Baghdadi, Mubalig aktivis Hizbut Tahrir dari Australia berasal dari Yordania. Datang ke Bogor untuk mengajar di pesantren Al-Ghazali, masjid Al-Ghifari IPB dijadikan penyemaian ideologi HT kepada mahasiswa.
  • Karena sudah dibekukan sehingga pelarangan dakwah ditempat umum. Muyrif mengudang remaja itu dengan datang kerumah atau musyrifnya yang datang kerumahnya. Mereka mencoba membangun kedekatan sosial, awal-awalnya membangun kedekatan sosial dengan senda gurau, menyuguhkan makanan hingga masuk ranah sistem kafir.
  • Sosial Tafa'ul, berinteraksi yang membangun dari bawah, orientasi memurnikan Amar ma'ruf nahi munkar. Membangun masyarakat kearah lebih baik dengan melalui perbaikan dan perubahan. Objek sasaran masyarakat dengan kondisi kemiskinan, harta benda, ilmu, etika mereka rangkul dengan membenturkan kondisi pemerintahan dan korupsi yang kacau. Sehingga banyak masyarakat yang tersadarkan. Hal inilah membangun rakyat menjadi manusia seutuhnya, lahir batin dunia akhirat.
  • Sosial Istilamu al-hukmi, menerapkan Islam yang peraktis. Hal inilah dilakukan apabila telah mengalami halakah selama 6 bulan lebih. Hingga pertanyaan terakhir muncul ''apa kamu menerima bahwa HTI itu benar? Sehingga kalau sudah yakin akan belanjut kepada halakah level yang tinggi. Perkataan, status mereka akan selalu kontra dengan kebijakan pemerintah. Mereka tidak akan pernah setuju, selalu mengorek-ngorek kesalahan sehingga diharuskan sistem khilafahlah yang tepat.

Mereka yang tidak lulusan pesantren kemudian masuk UIN Sunan Kalijaga menjadi target yang rentan untuk disusupi pikiran radikal. Bahkan yang sudah kelas pesantren terkadang sikap apotisme muncul karena ingin merasa bebas sehingga menjadi liberalisme. Berbagai macam isu mengenai Multikulturalisme, Pluralisme, transgender akan berbenturan selalu dengan mereka yang tinggal di Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun