Mereka berdalih tujuan pesantren untuk memberi pemahaman agama dan ingin memperjuangkan hak dalam beragama.
Di tahun 2016 angka pertumbuhan waria semakin masif mencapai 301 waria menurut IWAYO (Ikatan Waria di Yogayakarta). Yogyakarta kota yang nyaman bagi waria karena banyak pelancong dan wisatawan bahkan mahasiswa di tempat ini.
Komunitas IWAYO ini juga memiliki kartu anggota layaknya KTP. Mereka biasanya kumpul-kumpul di Srimulyo Jl. Magelang yang dilaksanakan sebulan sekali. Mereka ingin menyambut hari waria sedunia yang bertepatan tanggal 20 september.
Unsur empati, memanfaatkan rasa kemanusiaan Yogyakarta yang terkenal tutur katanya yang lembut. Setiap berpapasan senyum dan menyapa ''Ibarat kitabul jami dari kitab al-hikam mereka seperti mengamalkan hadis yang pertama mengenai hak seorang muslim dengan muslim lainya ada 6'' karena banyak sejarah lisan menindas waria, sehingga membuat rasa iba seseorang untuk menolong dan memberikan izin mendirikan pesantren al-Fatah.
Konsep sosiologis modal sosial sebagai pendekatan yang di gunakan komunitas waria. Banyaknya diskriminasi dan stigma negatif terhadap mereka, sehingga mereka berusaha mencari perlindungan dengan memanfaatkan pesantren. Seperti abad ke-20 pendidik Amerika serikat bernama Lyda Judson hanifan yang memperkenal modal sosial sebagai arti kiasan agar dapat hidup di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H