Berbicara tentang sosok legendaris musik yang ada di Indonesia tidak lepas dari yang biasa disebut dengan nama Chrisye, pria terlahir dengan nama Chrismansyah Rahadi. Seorang seniman hebat pengukir sejarah yang karyanya masih dikenang sampai saat ini.
Sosok Legendaris Chrisye
Chrisye dilahirkan dengan nama Christian Rahardi di Jakarta pada hari Jumat tanggal 16 September 1949 di keluarga Laurens Rahadi (Lauw Tek Kang), seorang wirausaha keturunan Betawi-Tionghoa, dan Hanna Rahadi (Khoe Hian Eng), seorang ibu rumah tangga keturunan Sunda-Tionghoa. Saat usia SD ia sudah cinta terhadap musik karena ayahnya selalu memutar musik dari sebuah piring hitam dengan music-musik Frank Sinantra, Bing Crosby, Dean Martin dan lain-lain.
Menginjak dewasa, Chrisye menghabiskan masa kecilnya di Kawasan Menteng dengan membentuk sebuah Band Sabda Nada. Meski sempat ditolak oleh ayahnya, Lauren Rahadi, yang tidak setuju jika Chrisye menjadikan musik sebagai tujuan utamanya,
Pada 1973 Sabda Nada Band berubah nama menjadi Gibsy Band, kemudian Chrisye terbang ke New York. Saat di New York, Chrisye sempat bergabung dengan Abadi Soesman, Dimas Wahab, Rony Makasutji, dan Broery Marantika yang tergabung dalam band The Pro's. ia pulang ke tanah air pada tahun yang sama.
Saat menjalani kehidupannya sebagai seorang musikalis, ia merasa tidak puas dan kurang akan hidupnya, dan akhirnya ia jatuh cinta kepada GF Darmayati Noor yang merupakan Sekretaris . Saat menjalani hubungan dengan Noor, Chrisye hanya menemukan sebuah simbol yaitu agama. Meski sudah lama Chrisye krisis akan keimanan, dan keyakinan, dan pada akhirnya ia memilih Islam sebagai penerang bagi kehidupannya.
Pada 1982 Chrisye menjadi muallaf, menikah dengan seorang gadis yang Bernama Noor dan di karunia empat anak: Rizkia Nurannisa (1983), Risti Nurraisa (1986), dan putra kembar: Rainda Prashatya & Randa Pramasya (1989).
Pada bulan Agustus 2005, Chrisye mendapatkan cobaan dan ujian. Ia mengalami vonis kanker paru-paru yang harus menjalani kometrapi ke Singapura selama enam kali. meski Chrisye sakit ia selalu berjuang melawan sakitnya, dan pada Mei 2006, Chrisye Kembali tampil di panggung dalam acara 1 jam Bersama Ungu, Indosiar.
Pada Jumat, 30 Maret 2007, Chrisye menghembus nafas terakhirnya pukul 04.08 WIB di kediamannya Jalan Asem II nomor 80 Cipete Jakarta Selatan.
Â
Lagu, dan Penyucian Jiwa
Pada tahun 1997, Chrisye memperkenal sebuah karya yang sangat mampu menggertakan hati dan menyentuh hati banyak orang. Saat itu penyanyi legendaria meriliskan sebuah karya lagu bertajuk Ketika Tangan dan Kaki Berkata menjadi suatu karya terbaik dalam sejarahnya.
Terciptanya lagu ini, berawal dari dua seniman hebat yakni Chrisye dan Taufik Ismail yang di ambil dan di inspirasi dari kalamullah surah Yasin ayat 65. Sejak saat itu Chrisye berjuang mencari lirik yang pas untuk karya lagu yang ia buat.
"Dia kasih deadline 1 bulan, dan saya bilang baiklah kalau begitu. Malam Jumat di minggu terakhir saya baca surat Yasin 65 dan saya rasa itu cocok sekali dengan lagunya," kenang Taufik Ismail dalam video yang diunggah Panjimas TV 2016 lalu.
Setelah waku yang cukup lama, Chrisye dan Taufik Ismail bertemu Kembali untuk menunggu sebuah karya kolaborasi yang mereka buat. Pada saat proses rekaman Chrisye tak kuasa menangis akan lirik lagu tersebut.
"Dia nyanyikan lagu itu tidak selesai, dia menangis. Dicoba sekali lagi bait kedua dia nangis lagi. Kemudian dia berkata kepada istrinya Yanti, untuk sholat sunat sendiri-sendiri minta didoakan supaya bisa menyelesaikan rekaman ini," ujar Taufik.
Setelah berapa lama, Chrisye langsung menguatkan dirinya untuk merekam  seluruh lagu dalam sekali take. Jarang sekali meliris lagu walapun sudah seorang professional dengan sekali take karna Crisye tak kuat menahan tangisan dalam setiap baitnya.
Berikut lirik lagu yang dirilis oleh Chrisye dan Taufik Ismail dengan bertajuk Ketika Tangan dan Kaki Berkata:
Akan datang hari
Mulut dikunci
Kata tak ada lgi
Â
Akan tiba masa
Tak ada suara
Dari mulut kita
Â
Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggung jawab, tiba...
Â
Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya
Sempurna
Â
Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu
Yang hina
Semoga bermanfaatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H