Mohon tunggu...
Muhammad Amir M
Muhammad Amir M Mohon Tunggu... Statistisi -

Staf Seksi Integrasi dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten Alor

Selanjutnya

Tutup

Gadget

(Sebuah Paradoks) Komputasi Awan dan Indonesia Merdeka Sinyal

1 Desember 2018   16:49 Diperbarui: 1 Desember 2018   16:59 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data-data pelanggan berupa histori pencarian dan ketertarikan sebuah layanan memunculkan para ide-ide yang membuat produsen lebih efektif dan efisien dalam melakukan promosi pemasaran. 

Mereka menjadi tahu harus kepada siapa mereka mengiklankan produk tertentu yang pada akhirnya akan meningkatkan gairah bisnis mereka. Sebagai contoh perusahaan layanan transportasi dalam jaringan Go-Jek, valuasi mereka kini melebihi perusahaan sekelas Garuda Indonesia. Hal ini tentu sebagai barometer prospek bisnis yang memanfaatkan teknologi komputasi awan.

Sebuah Paradoks

Pemanfaatan komputasi awan dikalangan masyarakat umum lebih didominasi oleh komputasi awan berbasis internet publik. Oleh karena itu, ketersediaan jaringan internet yang memadai merupakan syarat mutlak agar masyarakat ikut merasakan manfaat dari komputasi awan. Untuk sebagian wilayah Indonesia seperti Pulau Jawa dan kota besar lain di luar Jawa mungkin tidak menemui kendala yang berarti. 

Akan tetapi, saudara-saudara kita yang berada di daerah 3T masih belum merasakan kemudahan dalam penggunaan komputasi awan. Jangankan untuk berselancar dalam jaringan, untuk sekadar telepon saja terkadang masih kesulitan. 

Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menyebutkan bahwa sampai Juli 2018 masih ada 11% blank spot seluler di wilayah Indonesia. Perlu sekitar 5000 site lagi agar seluruh wilayah di Indonesia dapat merdeka sinyal. Masih adanya blank spot ini menunjukkan belum meratanya infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Padahal, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi komputasi awan tak sebatas sinyal 2G, jaringan internet minimal 3G sangat dibutuhkan agar akses menjadi lebih mudah. 

Terlihat miris, disaat petani di Jepang sudah menggunakan teknologi komputasi awan untuk membantu mereka memantau tanaman mereka dari tempat yang jauh sekalipun, kita masih sibuk dengan bagaimana seluruh masyarakat terbebas dari "buta sinyal" pada tahun 2020. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah agar seluruh wilayah Indonesia terutama di pemukiman dan objek pariwisata dapat dijangkau oleh jaringan internet sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Dengan adanya pemerataan jaringan internet juga diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.

Pemanfaatan komputasi awan yang semakin marak digunakan dan ketersediaan infrastruktur pendukung yang belum merata seakan membuat gap antara masyarakat yang bertempat tinggal di daerah dengan fasilitas jaringan yang memadai dan yang tidak. 

Dengan kata lain, komputasi awan di Indonesia belum sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat. Masih ada saudara-saudara kita yang hidup tanpa internet, atau bahkan telepon. 

Pembangunan Palapa Ring yang digalakkan pemerintah untuk menghubungkan existing network dengan jaringan baru terutama di Indonesia bagian timur seakan memberikan secercah harapan bagi masyarakat yang selama ini belum merasakan manfaat jaringan internet. Melalui percepatan pembangunan infrastruktur, jauh ke depan kita berharap komputasi awan dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun