Mohon tunggu...
Muhammad Ivani
Muhammad Ivani Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Belajar Diksi

28 Juni 2021   11:59 Diperbarui: 28 Juni 2021   12:16 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diksi yaitu pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan, sehingga diperoleh efek tertentu (sesuai yang diharapkan). Kita semua tahu kalau diksi adalah elemen penting dalam aktivitas berbahasa, karena angat memperngaruhi keberhasilan kita dalam berkomuniakasi baik lisan maupun tulisan. Kalau kita bisa menguasai teknik diksi / pemilihan kata yang sesuai maka kita bisa berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan kita berkomunikasi juga tercapai. Sebaliknya, kalau kita salah memilih diksi, mungkin akan terjadi kesalahpahaman dan sebagainya. Nah bagaimana cara memilih diksi yang baik? :D

Dua kriteria diksi yang baik : Ketepatan dan Kesesuaian

Sejauh kata tersebut bisa menggambarkan gagasan yang ada dipikiran kita, berarti kata tersebut sudah memiliki ketepatan. Tetapi apakah kata yang tepat sudah tentu sesuai? Karena kita menyampaikan kata tersebut kepada orang lain, maka kita harus menyesuaikan dulu pemilihan kata yang akan digunakan dengan kemampuan orang lain yang kita ajak bicara. Karena kita tahu, jangkauan intelektual masing-masing orang berbeda. Jadi, 3 hal yang harus kita sesuaikan dalam memilih diksi adalah : 

1.Kemampuan intelektual

2.Latar belakang kebudayaan

3.Kebutuhan dan tujuan 

Sebagai contoh, jika dalam tausiyah di masjid para ustadz mungkin akan dianggap wajar jika menggunakan kata 'mati' pada kehidupan seseorang (contoh : "kita harus mempersiapkan bekal amal sholeh sebelum kita nanti mati"), namun bayangkan jika ketika ada orang meninggal, misal tetangga atau kerabat kita, kemudian kita menggunakan kata 'mati' secara langsung (si fulan dikabarkan mati setelah 3 hari koma di rumah sakit), maka akan terkesan kasar dan tidak etis. Maka dari itu, meskipun terdapat sinonim kata, tapi jika pemilihan kata tidak sesuai kondisi maka berpotensi menimbulkan komunikasi yang buruk. 

Ada 5 rekomendasi hal yang harus dipertimbangkan dalam mendayagunakan kata yang akan kita gunakan. 

1.Cermati kata yang bermakna konotatif dan kata yang bermakna denotatif

Denotatif = Leksikal dan tidak bermakna emosional, Konotatif = mengandung muatan emosional. Maka jika kita ingin menyampaikan suatu konsep yang membutuhkan pemahaman logis, maka kita gunakan kata yang denotatif, sedangkan jika konsep gagasan yang kita sampaikan ada muatan emosionalnya, maka kita disarankan menggunakan kata-kata Konotatif. 

2.Cermati kapan harus menggunakan kata bermakna khusus dan kata bermakna umum

Sebagai contoh, 'makanan' adalah kata umum sedangkan 'lotek' adalah kata khusus. Jika kita menginstruksikan seseorang membeli 'makanan', maka orang tersebut pasti akan bingung karena kata 'makanan' di sini cakupannya terlalu luas, maka agar instruksi mudah dipahami, kita harus menyebutkan 'lotek' secara langsung agar kata yang kita gunakan lebih khusus atau spesifik. 

3.Cermati kata-kata yang tampaknya bersinonim tetapi sebenarnya memiliki makna yang berbeda. 

Ingat, bahwa sinonim bukan berarti bernilai sama, namun hanya mirip. Maka kita tetap harus memilih penggunakan diksi yang tepat sesuai penggunaannya. Misal kata 'mati', 'wafat', 'gugur', 'tewas', atau 'meniggal'. Meskipun secara umum memiliki arti yang sama, namun kata-kata tersebut tetap harus dicermati penggunaannya karena kata-kata tersebut tidak bisa menggantikan satu sama lain. 

4.Cermati kata-kata yang ejaannya mirip 

Misal kata 'preposisi' yang mewakili kata 'dengan', 'dari', 'di', 'ke' berbeda dengan kata 'proposisi' yang berarti ungkapan yang dapat diuji kebenarannya. 

5.Cermati ruang atau ranah pemakaiannya

Kita menggunakan kata-kata untuk tujuan yang berbeda, di ruang sosial yang berbeda, dengan orang yang berbeda. Maka supaya kita menggunakan kata yang sesuai kita harus sesuaikan ranah penggunaannya. Bayangkan jika kita ditanya oleh orang tua kita mengenai jam masuk sekolah, tidak mungkin kita berkata "Besok, ketika sinar matahari sudah menyingsing dari timur memecah cakrawala". Hal tersebut wajar jika kita berbicara dengan orang-orang seni atau para sastrawan, namun jika kepada orang tua pasti akan terdengar aneh, padahal kata "pagi" sudah mewakili itu semua. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun