Sebagai contoh, 'makanan' adalah kata umum sedangkan 'lotek' adalah kata khusus. Jika kita menginstruksikan seseorang membeli 'makanan', maka orang tersebut pasti akan bingung karena kata 'makanan' di sini cakupannya terlalu luas, maka agar instruksi mudah dipahami, kita harus menyebutkan 'lotek' secara langsung agar kata yang kita gunakan lebih khusus atau spesifik.Â
3.Cermati kata-kata yang tampaknya bersinonim tetapi sebenarnya memiliki makna yang berbeda.Â
Ingat, bahwa sinonim bukan berarti bernilai sama, namun hanya mirip. Maka kita tetap harus memilih penggunakan diksi yang tepat sesuai penggunaannya. Misal kata 'mati', 'wafat', 'gugur', 'tewas', atau 'meniggal'. Meskipun secara umum memiliki arti yang sama, namun kata-kata tersebut tetap harus dicermati penggunaannya karena kata-kata tersebut tidak bisa menggantikan satu sama lain.Â
4.Cermati kata-kata yang ejaannya miripÂ
Misal kata 'preposisi' yang mewakili kata 'dengan', 'dari', 'di', 'ke' berbeda dengan kata 'proposisi' yang berarti ungkapan yang dapat diuji kebenarannya.Â
5.Cermati ruang atau ranah pemakaiannya
Kita menggunakan kata-kata untuk tujuan yang berbeda, di ruang sosial yang berbeda, dengan orang yang berbeda. Maka supaya kita menggunakan kata yang sesuai kita harus sesuaikan ranah penggunaannya. Bayangkan jika kita ditanya oleh orang tua kita mengenai jam masuk sekolah, tidak mungkin kita berkata "Besok, ketika sinar matahari sudah menyingsing dari timur memecah cakrawala". Hal tersebut wajar jika kita berbicara dengan orang-orang seni atau para sastrawan, namun jika kepada orang tua pasti akan terdengar aneh, padahal kata "pagi" sudah mewakili itu semua. :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H