Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Adriansyah
Muhammad Irfan Adriansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru yang memiliki minat besar terhadap menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan Media Pembelajaran Augmented Reality pada Pembelajaran IPS Materi Keberagaman Budaya di Sekolah Dasar

2 Desember 2024   11:15 Diperbarui: 2 Desember 2024   12:46 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk menyiapkan diri dalam menyongsong kehidupan di masa mendatang. Usaha sadar ini telah menjadi naluri tersendiri serta menjadi kebutuhan dan keharusan setiap individu untuk mengembangkan potensi dirinya. Jalur pendidikan itu dibedakan menjadi tiga di antaranya pendidikan informal, formal dan nonformal. Jalur pendidikan tersebut mempunyai tujuan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya. 

Merujuk pada tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa pendidikan memiliki peranan untuk mengembangkan potensi pada setiap individu.

 Hal tersebut dikembangkan melalui proses pendidikan dicerminkan dalam bentuk hasil belajar yang terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat mengembangkan kompetensi setiap individu salah satunya adalah melalui proses pembelajaran. 

Pada pelaksanaan pembelajaran senantiasa dapat menciptakan berbagai kreativitas dan inovasi agar pembelajaran menjadi semakin bermakna. Dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif maka dapat menjembatani tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan pengembangan model pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif, artinya siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. 

Pembelajaran inovatif tersebut harus mengintegrasikan dengan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Guru saat ini diharapkan mampu memiliki 2 kemampuan dalam menggunakan teknologi, sehingga dapat mengajarkan dan mendampingi siswa dengan adanya pemanfaatan teknologi. Hal tersebut merupakan tuntutan kompetensi profesional guru yang harus dimiliki sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005.

Tekonologi yang saat ini berkembang menjadi semakin pesat dapat memberikan berbagai pengaruh terhadap bidang pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi dapat membantu dalam mengembangkan pembelajaran inovatif, salah satunya pengembangan pendukung pembelajaran berbasis digital melalui media pembelajaran. Melalui pemanfaatan teknologi dan sesuai dengan sasaran dapat memberikan pengaruh yang baik terutama dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. 

Agar makna atau materi yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan lebih jelas serta dapat membantu tujuan pembelajaran dengan efisien dan efektif dapat didukung melalui penggunaan media pembelajaran. Sebagai salah satu komponen pembelajaran juga dapat menjadi perentara atau penghubung antara guru (pemberi informasi) kepada siswa (penerima informasi). Hal tersebut bertujuan agar dapat meningkatkan stimulus siswa dalam pembelajaran serta agar.

 pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna. Melalui adanya penerapan media pembelajaran dapat memudahkan siswa dalam memahami informasi atau materi yang disampaikan oleh guru. 

Media pembelajaran Augmented Reality (AR) berbasis aplikasi Nusa AR adalah media yang dikembangkan oleh tim peneliti Dosen dan Mahasiswa PGSD Kampus UPI di Cibiru. Media pembelajaran ini dikembangkan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Aplikasi Nusa AR yang dikembangkan bermuatan materi keberagaman budaya di sekolah dasar pada mata pelajaran IPS di kelas 4 sekolah dasar. 

Media pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan analisis yang mendalam mengenai kebutuhan dalam pembelajaran pada materi IPS dan kebutuhan sesuai dengan karakteristik siswa, selanjutnya dilakaukan design aplikasi yang dilaksanakan sesuai hasil analisis, selanjutnya design aplikasi dikonsultasikan pada validator atau ahli di bidang materi, bahasa, dan di bidang media pembelajaran, setelah mendapatkan berbagai feedback maka aplikasi tersebut dilakukan develompment atau pengembangan, selanjutnya setelah aplikasi tersebut dikembangkan berdasarkan feedback dari berbagai ahli, selanjutnya dilakukan implementasi atau uji coba pada siswa, percobaan atau implementasi aplikasi Nusa AR dilaksanakan di SDN Cidadap Kabupaten Sukabumi.

(Foto Tampilan Aplikasi Nusa AR (Sumber: Tim Peneliti))
(Foto Tampilan Aplikasi Nusa AR (Sumber: Tim Peneliti))

Hasil uji coba aplikasi tersebut menunjukkan ada perubahan terhadap hasil belajar siswa pada materi keberagaman budaya di sekolah dasar mata pelajaran IPS. Hasilnya menunjukkan hasil positif pada pengerjaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan nilai rata-rata 95 atau kategori sangat baik. 

Selanjutnya terdapat hasil positif pada hasil evaluasi siswa mengenai materi keberagaman budaya di sekolah dasar dengan hasil sebanyak 64% siswa memperoleh nilai 100, 20% siswa mendapatkan nilai 90, dan 16% siswa mendapatkan nilai 80. Hasil evaluasi yang didapatkan oleh siswa berada pada kategori baik dan sangat baik. Selain itu terdapat respon positif pada siswa dan guru terhadap adanya pengembengan media pembelajaran aplikasi Nusa AR.

 Hasil respon siswa berhasil memperoleh presentase sebesar 95,4% dengan kategori sangat layak dengan kesan pesan siswa diantaranya : "animasinya sangat bagus", "videonya mudah dipahami", "sangat membantu dalam belajar". Selanjutnya respon guru terhadap media pembelajaran ini berhasil memperoleh presentase sebesar 100% dengan kategori sangat layak, adapun respon guru diantaranya "media ini sangat membantu", "media ini sangat inovatif" , "media ini sangat kreatif". 

(Foto bersama siswa SDN Cidadap (Sumber: Tim Peneliti))
(Foto bersama siswa SDN Cidadap (Sumber: Tim Peneliti))

Adanya kemajuan teknologi sudah seharusnya diirngi dengan pemanfaatan teknologi tersebut secara masif di bidang pendidikan, dengan demikian antara teknologi dan pengembangan pendidikan akan berjalan beriringan dan selaras, serta diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari adanya kemajuan teknologi. 

Sesuai dengan semangat era society 5.0 yang saat ini sedang mencuat dan menandakan adanya pengembalian peran yang signifikan pada manusia sebagai pengontrol teknologi, bukan manusia sebagai budak teknologi, maka sudah seyogyanya bidang pendidkan mengedepankan pada hal tersebut dengan berbagai inovasi dalam pemanfaatan teknologi guna mengoptimalkan pembelajaran pada siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun