Mohon tunggu...
Muhammad MaftuhAhnan
Muhammad MaftuhAhnan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Bermain Musik dan bermain games

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seni Musik Marching Bleck di Kaliwungu Kendal

16 Desember 2023   01:05 Diperbarui: 16 Desember 2023   01:15 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SENI MUSIK MARCHING BLEK DI KALIWUNGU KENDAL 

Muhammad Maftuh Ahnan Al Mimbar

maftuhahnan02@gmail.com

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Manusia sebagai makhluk Allah SWT dikaruniai kelebihan-kelebihan dibanding makhluk yang lain, yaitu memiliki cipta, rasa, dan karsa. Manusia sebagai makhluk sosial juga tidak lepas dari hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia yang memiliki cipta, rasa dan karsa menumbuhkan suatu kebiasaan-kebiasaan /tradisi /budaya yang terpola dalam suatu tatanan dalam masyarakat. Manusia memiliki rasa keindahan dan mempunyai keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sifatnya baru. Kreativitas yang dilandasi rasa keindahan hanya dapat diperoleh melalui seni. Perkembangan seni tidak lepas dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Terciptanya alat komunikasi dan sarana transportasi menyebabkan hubungan antar bangsa dan budaya dunia makin membaur dan salin mempengaruhi. Pengaruh hubungan antar budaya terkadang sering dijumpai adanya kecenderungan untuk meniru budaya bangsa lain. Manusia betapapun sibuknya, akan menyempatkan dirinya berolah seni. Rupanya seni menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi manusia hal ini terdorong untuk mengembangkan jiwa dalam rangka mencari makna yang lebih dari kehidupannya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kwalitatif. Lokasi penelitian adalah di Desa Kutoharjo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, dengan sasaran asal-usul bentuk penyajian dan perkembangan Seni Pertunjukan Marching Bleck "AKRAB". Pengumpulan data melalui, observasi, interview, dianalisis secara sistematis yang pada akhirnya ditarik kesimpulan. Marching Blek Merupakan seni pertunjukan yang menyuguhkan permainan alat-alat musik yang terbuat dari kaleng-kaleng bekas, gallon air dan dipadukan dengan alat musik modern seperti pianika, balyra, dan lain-lain.barang bekas yang digunakan dalam marching blek itu seperti, kaleng, tong plastik bekas, dan drum kaleng bekas. Marching Blek Merupakan seni pertunjukan yang menyuguhkan permainan alat-alat musik yang terbuat dari kaleng-kaleng bekas, gallon air dan dipadukan dengan alat musik modern seperti pianika, balyra, dan lain-lain.barang bekas yang digunakan dalam marching blek itu seperti, kaleng, tong plastik bekas, dan drum kaleng bekas. Seni Pertunjukan Pertunjukan Marching Blek, merupakan bentuk kesenian yang lahir dari suatu tradisi / budaya daerah yang dilatar belakangi oleh tradisi keagamaan, kemudian berakulturasi dengan kebudayaan luar. Bentuk tradisi itu adalah rutinitas yang dilakukan pada setiap bulan Romadhon di malam hari yaitu kegiatan "thong thong klek" untuk membangunkan orang-orang bersantap sahur.

Pendahuluan

Manusia sebagai makhluk Allah SWT dikaruniai kelebihan-kelebihan dibanding makhluk yang lain, yaitu memiliki cipta, rasa, dan karsa. Manusia sebagai makhluk sosial juga tidak lepas dari hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia yang memiliki cipta, rasa dan karsa menumbuhkan suatu kebiasaan-kebiasaan /tradisi /budaya yang terpola dalam suatu tatanan dalam masyarakat. Manusia memiliki rasa keindahan dan mempunyai keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sifatnya baru. Kreativitas yang dilandasi rasa keindahan hanya dapat diperoleh melalui seni.

Perkembangan seni tidak lepas dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Terciptanya alat komunikasi dan sarana transportasi menyebabkan hubungan antar bangsa dan budaya dunia makin membaur dan salin mempengaruhi. Pengaruh hubungan antar budaya terkadang sering dijumpai adanya kecenderungan untuk meniru budaya bangsa lain. Manusia betapapun sibuknya, akan menyempatkan dirinya berolah seni. Rupanya seni menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi manusia hal ini terdorong untuk mengembangkan jiwa dalam rangka mencari makna yang lebih dari kehidupannya.

Di Kabupaten Kendal terdapat berbagai macam seni pertunjukan yang sifatnya tradisional. Seperti misalnya : barongan, blanten, laes /sintren, seni terbangan dan sebagainya, yang bentuk keseniannya dilatarbelakangi oleh berbagai macam faktor, antara lain kehidupan sosial, ekonomi dan agama. 

Seni pertunjukan Marching Bleck adalah seni pertunjukan yang menyuguhkan permainan alat-alat musik yang terbuat dari kaleng-kaleng bekas, gallon air dan dipadukan dengan alat musik modern seperti pianika, balyra, dan lain-lain. Dipengaruhi pula oleh budaya-budaya dari luar. Salah satu seni pertunjukan yang dilatarbelakangi oleh agama dan budaya setempat dan berakulturasi dengan budaya luar adalah seni pertunjukan Marching Bleck.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kwalitatif. Lokasi penelitian adalah di Desa Kutoharjo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, dengan sasaran asal-usul bentuk penyajian dan perkembangan Seni Pertunjukan Marching Bleck "AKRAB". Pengumpulan data melalui, observasi, interview, dianalisis secara sistematis yang pada akhirnya ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Seni Pertunjukan Marching Bleck "AKRAB" merupakan bentuk kesenian yang lahir dari suatu tradisi /budaya daerah yang dilatarbelakangi oleh tradisi keagamaan yaitu tradisi "thong-thong klek" di bulan Romadhon, kemudian berakulturasi dengan budaya luar, maka terbentuklah sebuah kesenian yang menggunakan alat-alat musik dari kaleng (blek; Jawa) yang digunakan untuk mengiringi langkah-langkah perjalanan (karnaval, dan sebagainya) dan akhirnya dinamakan dengan seni pertunjukan Marching Bleck "AKRAB", sejak tahun 1986, tetapi resmi menjadi anggota PDBI pada tahun 1993. bentuk penyajian Marching Bleck ini diawali dengan aba-aba dari paramananda /paramanandi, dilanjutkan permainan alat-alat musik perkusi (ritmis) dan alat-alat musik bertangga nada (melodis). Jumlah personil sebanyak 40 hingga 60 orang. Ada 9 jenis alat musik yang tiap jenis jumlahnya berbedabeda. Materi lagu yang dibawakan antara lain lagu-lagu Pop Indonesia, Barat, Daerah, Mandarin, Qosidah, Dangdut bahkan lagu anak-anak. Perbendaharaan lagu yang dimiliki sebanyak 50. Busana dan aksesoris yang digunakan adalah busana yang unik dan lucu. Proses latihan dilaksanakan menjelang pelaksanaan event yang akan diikuti. Perkembangan organisasi "AKRAB" (Aktivitas Remaja Sabranglor Barat) telah mengalami pergantian kepengurusan sebanyak 3 kali kepengurusan selam 5 periode yaitu sejak tahun 1989 sampai tahun 2013 nanti. Berbagai penghargaan telah diraih dan berbagai event telah diikuti baik tingkat lokal, daerah maupun tingkat nasional

Hasil

            Marching Blek Merupakan seni pertunjukan yang menyuguhkan permainan alat-alat   musik yang terbuat dari kaleng-kaleng bekas, gallon air dan dipadukan dengan alat musik modern seperti pianika, balyra, dan lain-lain.barang bekas yang digunakan dalam marching blek itu seperti, kaleng, tong plastik bekas, dan drum kaleng bekas.

Marching Blek Merupakan seni pertunjukan yang menyuguhkan permainan alat-alat musik yang terbuat dari kaleng-kaleng bekas, gallon air dan dipadukan dengan alat musik modern seperti pianika, balyra, dan lain-lain.barang bekas yang digunakan dalam marching blek itu seperti, kaleng, tong plastik bekas, dan drum kaleng bekas.

Pembahasan 

                 1. Asal Usul Marching Blek

Menurut cerita Ketua Grup Marching Bleck, Enny Fajriati Dwitriana, S.Ag. Di dampingi pembina Eko Pujianto, S. Pd, menyatakan, sebelum grup tersebut terbentuk, semula di daerahnya bila sedang bulan puasa pada waktu dini hari, anak-anak muda selalu berkeliling kampung dengan menabuh kentongan dari bambu yang disebut dengan "thong-thong klek". Kegiatan itu dengan tujuan membangunkan orang-orang yang sedang tidur untuk segera bangun dan bersantap sahur.

Bila memilik sejarahnya, konon drumblek pertama kali dimainkan oleh warga desa kampung Pancuran di Jalan Jenderal Sudirman pada tahun 1986. Pada saat itu kampung Pancuran diminta untuk berparitipasi dalam Karnaval HUT RI. Namun karena keterbatasan dana, mereka menginisiasinya dengan memainkan drumblek dari alat-alat bekas, misalnya bambu, seng, drum, jerigen. Kehadiran jerigen kecil untuk menghasilkan suara alto, serta ember besar untuk suara bass.

               2. Jumlah Formasi Pemain

Jumlah pemain yang berperan sebanyak 15,20 an bahkan bisa sampai lebih Rata-rata berumur antara 10 tahun s/d 25 tahun, Pemain laki-laki memainkan alat musik antara lain : drum tenor, bass drum, kentongan, bellyra, permainan gelas, alat tiup buatan, dan bermain sebagai paramananda. Sedangkan pemain perempuan memainkan alat musik seperti drum tenor, bellyra dan pianika. Di samping itu juga ada yang bermain seabgai penari /pembawa bendera dan sebagai paramanandi

3. Jenis Alat Musik

       a. Drum blek kecil terbuat dari kaleng susu bekas dengan cara di pukul  

     b.  Drum blek besar terbuat dari kaleng minyak  di pukul dengan stik

      c.   Bass Drum dari bahan ada yang terbuat dari gallon dan wadah ikan/ udang

      d.  Trio dari kaleng biscuit yang di selimuti karet lembaran dipukul dengan stik  

     e.  Kentongan terbuat dari kayu dengan cara di pukul menggunakan stik

     f.   Pianika dimainkan dengan cara di tiup

4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Marching Blek

         Waktu pertunjukan Bisa pagi, siang, sore maupun malam. Pada acara-acara pembukaan kadang-kadang pagi acara karnaval biasanya siang dan sore hari dan juga sekarang makin berkembang setiap bulan puasa ramadhan setiap malam sebelum sahur di mulai sekitar jam 1:00-3:00 itu sudah mejadi rutinitas setiap bulan puasa bagi masyarakar kaliwungu melihat marching blek. Sedangkan acara acara khusus perayaan pasar malam seperti PRPP, Imlek, dll diselenggarakan malam hari.

                       Kesimpulan

            Seni Pertunjukan Pertunjukan Marching Blek, merupakan bentuk kesenian yang lahir dari suatu tradisi / budaya daerah yang dilatar belakangi oleh tradisi keagamaan, kemudian berakulturasi dengan kebudayaan luar. Bentuk tradisi itu adalah rutinitas yang dilakukan pada setiap bulan Romadhon di malam hari yaitu kegiatan "thong thong klek" untuk membangunkan orang-orang bersantap sahur.

Bentuk penyajian Seni Pertunjukan Marching Bleck terbagi menjadi tiga tahap. Yaitu tahap pertama pembukaan yang diawali abaaba dari paramananda dan paramanandi yang dilanjutkan dengan memulai permainan. Tahap kedua adalah bagian intro yaitu dimulai dengan permainan alat-alat musik perkusi jenis ritmis. Tahap terakhir penutup dengan memberi aba-aba dari paramananda-paramanandi. Sebagai penyemarak pertunjukan di lengkapi pula dengan penari-penari, pembawa bendera dan badut-badut teletubies. Materi lagu yang disajikan dalam pertunjukan sangat bervariasi tergantung event yang diikuti, untuk event-event besar, bisa sampai 12 lagu. Lagunya pun di sesuaikan dengan event yang di ikuti. Jumlah pemain antara 40 -- 60 orang, busana dan aksesoris yang digunakan bersifat unik, sedangkan tata rias menyesuaikan tempat yang digunakan untuk pertunjukan adalah arena dimana event diselenggarakan. Sedangkan waktu pertunjukan kadang-kadang siang, sore atau malam. Penonton /masyarakat pemerhati sangat antusias dan apresiatif terhadap kesenian Marching Bleck ini.


Saran

  • 1. Marching Blek di era sekarang masih seperti biasa di lakukan pada saat ada acara, lomba maupun ketika bulan ramadhan malam, dulu pada tahun 2012-2017 era masih ramai-ramainya marching blek setiap malam pada bulan ramadhan pukul 01:00-03:00 masih bermain di area jalan-jalan di kota kaliwungu kendal dan penonton di kala anak-anak sampai yang dewasa antusias untuk menonton tidak Cuma 1 dan 2 grub marching band bahkan sampai puluhan grub atau kelompok setiap harinya yang berkeliling kampung-kampung dan jalanan, di era sekarang masih di lakukan kegiatan marhing blek atau biasa kita sebut dengan tongtong klek.
  • Marching Blek Ini karena dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kaliwungu kendal maupun luar kaliwungu kendal secara luas sehingga kegiatan kesenian dan kebudayaan lokal seperti ini perlu kita jaga dan dilestarikan, Dengan instrumen seadanya mampu menciptakan dinamika alunan musik layaknya marcing band, mampu menarik perhatian khalayak yang sedang atau tidak sengaja menyaksikan penampilan anak-anak muda sehingga tertarik menikmati irama dan alunan musik yang mereka mainkan.
  • Alat music yang biasa di mainkan ketika bermain itu adalah seperti kentongan terbuat dari bambu, blung bekas wadah udang di pasar atau ikan atau galon air, ember seng atau wadah roti kalengan, pianika, bellyra atau biasa di sebut ting-ting di desa kaliwungu, trio yang terbuat dari wadah cat yang di lapisi tempelan karet lebar.

DAFTAR PUSTAKA

Skripsi-ASFIYAH ( 20 Juli 2009)

Aesijah, Siti. 2000. Harmonia, Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Semarang          : Sendratasik, FBS Unnes.

(Wikipedia Bahasa Indonesia, 2008, Ensiklopedia Bebas)

Rina, Martiana. 1997. Kembang Setaman Persembahan untuk Sang Guru. Yogyakarta : BP ISI.

Liputan6.com, Kendal: 17 Nov 2002

https://www.liputan6.com/news/read/45060/ilive-show-marchingi-blek-asal-kendal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun