Seni Pertunjukan Pertunjukan Marching Blek, merupakan bentuk kesenian yang lahir dari suatu tradisi / budaya daerah yang dilatar belakangi oleh tradisi keagamaan, kemudian berakulturasi dengan kebudayaan luar. Bentuk tradisi itu adalah rutinitas yang dilakukan pada setiap bulan Romadhon di malam hari yaitu kegiatan "thong thong klek" untuk membangunkan orang-orang bersantap sahur.
Bentuk penyajian Seni Pertunjukan Marching Bleck terbagi menjadi tiga tahap. Yaitu tahap pertama pembukaan yang diawali abaaba dari paramananda dan paramanandi yang dilanjutkan dengan memulai permainan. Tahap kedua adalah bagian intro yaitu dimulai dengan permainan alat-alat musik perkusi jenis ritmis. Tahap terakhir penutup dengan memberi aba-aba dari paramananda-paramanandi. Sebagai penyemarak pertunjukan di lengkapi pula dengan penari-penari, pembawa bendera dan badut-badut teletubies. Materi lagu yang disajikan dalam pertunjukan sangat bervariasi tergantung event yang diikuti, untuk event-event besar, bisa sampai 12 lagu. Lagunya pun di sesuaikan dengan event yang di ikuti. Jumlah pemain antara 40 -- 60 orang, busana dan aksesoris yang digunakan bersifat unik, sedangkan tata rias menyesuaikan tempat yang digunakan untuk pertunjukan adalah arena dimana event diselenggarakan. Sedangkan waktu pertunjukan kadang-kadang siang, sore atau malam. Penonton /masyarakat pemerhati sangat antusias dan apresiatif terhadap kesenian Marching Bleck ini.
Saran
- 1. Marching Blek di era sekarang masih seperti biasa di lakukan pada saat ada acara, lomba maupun ketika bulan ramadhan malam, dulu pada tahun 2012-2017 era masih ramai-ramainya marching blek setiap malam pada bulan ramadhan pukul 01:00-03:00 masih bermain di area jalan-jalan di kota kaliwungu kendal dan penonton di kala anak-anak sampai yang dewasa antusias untuk menonton tidak Cuma 1 dan 2 grub marching band bahkan sampai puluhan grub atau kelompok setiap harinya yang berkeliling kampung-kampung dan jalanan, di era sekarang masih di lakukan kegiatan marhing blek atau biasa kita sebut dengan tongtong klek.
- Marching Blek Ini karena dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kaliwungu kendal maupun luar kaliwungu kendal secara luas sehingga kegiatan kesenian dan kebudayaan lokal seperti ini perlu kita jaga dan dilestarikan, Dengan instrumen seadanya mampu menciptakan dinamika alunan musik layaknya marcing band, mampu menarik perhatian khalayak yang sedang atau tidak sengaja menyaksikan penampilan anak-anak muda sehingga tertarik menikmati irama dan alunan musik yang mereka mainkan.
- Alat music yang biasa di mainkan ketika bermain itu adalah seperti kentongan terbuat dari bambu, blung bekas wadah udang di pasar atau ikan atau galon air, ember seng atau wadah roti kalengan, pianika, bellyra atau biasa di sebut ting-ting di desa kaliwungu, trio yang terbuat dari wadah cat yang di lapisi tempelan karet lebar.
DAFTAR PUSTAKA
Skripsi-ASFIYAH ( 20 Juli 2009)
Aesijah, Siti. 2000. Harmonia, Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Semarang      : Sendratasik, FBS Unnes.
(Wikipedia Bahasa Indonesia, 2008, Ensiklopedia Bebas)
Rina, Martiana. 1997. Kembang Setaman Persembahan untuk Sang Guru. Yogyakarta : BP ISI.
Liputan6.com, Kendal: 17 Nov 2002
https://www.liputan6.com/news/read/45060/ilive-show-marchingi-blek-asal-kendal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H