Mohon tunggu...
MUHAMMAD ALI EFENDI
MUHAMMAD ALI EFENDI Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati pendidikan, penulis dan youtubef

m.ali.efendi1977@gmail.com 081335593027 YouTube: PETIR PAMUNGKAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tulisanku, Membahagiakanku atau Membunuhku?

27 Juni 2020   10:29 Diperbarui: 27 Juni 2020   10:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi Informasi yang semakin pesat mampu mengubah pola kehidupan generasi milenial dalam hal pemenuhan informasi. Segala bentuk informasi dapat menyebar secara cepat bahkan sulit untuk dikontrol. 

Tidak dapat dipungkiri saat ini generasi milenial semakin"dimanjakan" dan "dininabobokan" dengan berbagai kecanggihan teknologi, mulai dari munculnya alat komunikasi digital yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan teknologi internet.

 Media sosial (Medsos) merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri penggunaan media sosial membawa begitu banyak kemudahan bagi penggunanya. 

Dengan segala fasilitas yang disediakan oleh media sosial tersebut, media sosial dapat memudahkan penggunanya untuk melakukan segala aktifitasnya mulai dari bermain game online atau game offline, dan juga dapat digunakan untuk hal yang bersifat sosial maupun bisnis. Beragam akses informasi dan hiburan dari bebagai pelosok dunia dapat diakses melalui satu pintu saja. 

Media sosial yang terkoneksi dengan internet dapat menembus batas dimensi kehidupan, ruang dan waktu penggunanya, sehingga media sosial dapat digunakan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. 

Dengan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh media sosial penggunanya melalui koneksi internet dapat mengakses langsung pencari informasi, menemukan banyak sekali pilihan informasi yang diperlukan dengan mengetikan kata kunci di form yang disediakan oleh pembuat media sosial tersebut.

Beberapa aplikasi media sosial yaitu Whatsapp, Twitter, Facebook, Instagram, dan sebagainya dapat digunakan sebagai sarana komunikasi yang memfasilitasi hubungan antara masyarakat. 

Namun, sekarang menurut kami media sosial  sedikit berubah fungsinya menjadi tempat saling hujat, saling ejek, dan saling memfitnah. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah mulai memantau semua media sosial. Bahkan sekarang sudah dibuat undang undang perlindungan ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik). 

Pemerintah akan menindak tegas orang orang yang menyalahgunakan atau menggunakan media sosial melewati batas. Dengan harapan media sosial digunakan sebagai sarana komunikasi dan informasi yang positif dan bermanfaat, bukan untuk saling hujat dan sebagainya.

 Media sosial adalah sarana yang paling modern untuk menyampaikan sebuah pemikiran dan opini. Namun, media sosial ibarat hutan belantara dan setiap orang apabila tidak berhati-hati akan terjebak didalamnya. 

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi media sosial yang semakin pesat ini, secara perlahan membuat penggunanya mengalami ketergantungan untuk menggunakan media sosial. 

Penggunaan media sosial membawa begitu banyak kemudahan bagi penggunanya. Dengan segala fasilitas yang disediakan oleh media sosial. Namun dibalik kemudahan tersebut, kehadiran media sosial juga membawa sisi buruk bagi perilaku penggunanya. 

Munculnya perkelahian antar pemuda, kasus pornografi, pencemaran nama baik, bullying, penghinaan terhadap agama melalui dunia maya atau media sosial cukup menguras pikiran. 

Persoalan ini tidak bisa dianggap ringan. Sebab, ibarat kata-kata yang telanjur terucap dari mulut, apa yang disampaikan lewat media sosial juga bisa menjadi "harimau". Harimau merupakan binatang predator. 

Artinya  jangan sampai media sosial yang kita gunakan menjadi "pembunuh" bagi kita. Beberapa kasus mengenai penghinaan terhadap agama, pelecehan kitab suci atau simbol-simbol keagamaan melalui media sosial yang menyeret sejumlah generasi milenial dengan hukum. Hal ini tentu sangat memprihatinkan.

Menurut kami, dengan semakin berkembangnya media sosial kita harus "Super hati-hati" saat berkomentar di media sosial atau pun mengunggah suatu tulisan, gambar, foto, dan video. 

Karena jika apa yang kita unggah mengandung unsur provokasi, ujaran kebencian, hujatan, fitnah, dan hoax akan berakibat pidana bagi kita. Saat ini, hoax adalah kabar palsu yang sering muncul di internet dan memiliki tujuan untuk menyebarkan kepanikan dan ketakutan massal. Kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Apabila orang yang menjadi bahan berita hoax tersebut tidak terima, mereka bisa melaporkan kita ke kepolisian atau pun ranah hukum karena sekarang pemerintah semakin ketat mengurus masalah media sosial. Medsosmu benar-benar bisa jadi "harimaumu". Medsosmu bisa sebagai "pembunuhmu".

Sudah banyak korban dari penyalahgunaan media sosial. Kasus yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang divonis 2 tahun penjara atas kasus penistaan agama; Ahmad Dhani salah satu selebriti terkenal yang divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 1,5 tahun penjara karena kasus ujaran kebencian yang ditunjukkan untuk Ahok melalui media sosial; ditangkapnya seorang remaja yang menghina presiden. 

Dan yang lagi viral yaitu adanya istri anggota TNI AU di Sidoarjo yang suaminya dicopot dari jabatan akibat "nyinyiran" di media sosial atas peristiwa penusukan Menkopolhukam Jenderal (Purnawirawan) Wiranto yang dikatakan hanyalah rekayasa belaka. 

Bara dan amuk massa di Papua karena sentimen isu rasis belum sepenuhnya padam, tindakan anarkisme melanda Wamena. Peristiwa anarkisme itu terjadi karena berita hoax akibat kekurang arifan pengguna media sosial.

Menurut kami, media sosial yang dapat sebagai "harimau" bagi penggunanya dikarenakan karena adanya unggahan yang bersifat hoax. Berita hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya, dengan kata lain hoax diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya. 

Hoax juga dapat pula diartikan sebagai tindakan mengaburkan informasi yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupi informasi yang benar.

Berita hoax menurut kami merupakan sebuah racun informasi yang efeknya lebih berbahaya daripada racun pada makanan atau minuman. Karena racun pada makanan atau minuman dapat segera diobati karena orang yang keracunan sadar bahwa dirinya terkena racun.

Sedangkan orang yang keracunan informasi tidak akan pernah tahu bahwa dirinya terkena racun, hanya orang-orang di sekitarnya yang mungkin tahu tetapi mereka tidak akan dapat berbuat banyak untuk menolong orang yang sudah terkena racun informasi tersebut. berita Hoax adalah salah satu bentuk Cyber Crime yang kelihatannya sederhana, mudah dilakukan namun berdampak sangat besar bagi kehidupan sosial masyarakat.

Lalu bagaimana caranya agar media sosial tidak menjadi "harimau" bagi penggunanya?. Apa yang harus dilakukan ketika kita mengakses media sosial?

Menurut kami dengan cara menggunakan etika dalam menggunakan medsos; pastikan bahwa sesuatu yang kita uploud atau kita share tidak mengandung unsur sara; janganlah mengirim kembali berita yang belum diketahui kebenarannya; bacalah berita yang kita terima secara utuh agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Setiap kata yang kita tuliskan adalah cerminan dari apa yang kita pikirkan di dalam otak kita. Media sosial berawal dari pikiran, lalu jari jemari kita adalah penentu paling akhir. 

Sangat bijaksana apabila para penguna media sosial jika berkali-kali berpikir sebelum menulis di media sosial. Ingatlah bahwa menurut etika kita merasa benar, belum tentu orang lain salah dan sebaliknya, ketika kita merasa salah, belum tentu orang lain benar. 

Budaya suatu bangsa, bisa terlihat dari kalimat dan konten yang diunggah oleh pengguna media sosial. Saring,, saring lagi dan lagi-lagi saring kembali sebelum  suatu berita kita sharing. 

Sejatinya posting apapun di media sosial merupakan hak asasi semua orang.  Namun, ada baiknya jangan memposting sembarangan suatu berita, karena kita tidak tahu apakah postingan kita yang sembarangan itu akan membuat orang lain tersakiti atau menyinggung perasaan. Posting berita yang penting, bukan yang penting posting. 

Media sosial menjadi pilihan favorit kebanyakan orang untuk mencurahkan keinginannya. Mari bersama ciptakan media sosial yang aman, nyaman dan damai. 

Aman, nyaman dan damai baik bagi pengguna media sosial maupun pembaca media sosial kita. Janganlah jadi korban berikutnya dari kesalahan bermedia sosial. Jangan sampai medsosmu menjadi "harimaumu". Naudzubillahmindzalik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun