BAB II
PEMBAHASAN
- Hakikat Jati Diri
Jati diri adalah sesuatu hal yang membuat kita lekas mengenali kebangsaan seseorang yaitu dari tutur kata, perilaku dan pandangannya.[1] Jadi, jati diri bangsa maksudnya ialah suatu hal yang bisa membuat seseorang mengenali suatu bangsa seperti dari tutur kata, perilaku sehari-hari dan pandangannya. Singkatnya ialah suatu adat istiadat masyarakat yang menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-harinya dalam suatu bangsa.
Sedangkan menurut Utami Handayani jati diri bangsa ialah identitas suatu bangsa yang menjadi pemicu semangat kesinambungan hidup bangsa yang bersangkutan.[2] Jadi, di sini bisa diartikan bahwa jati diri bangsa sama halnya dengan identitas suatu bangsa yang menjadi ciri khas atau karakter suatu bangsa yang menjadi penyemangat dalam menjaga keutuhan bangsa.
Jati diri sama halnya dengan identitas, yaitu yang berarti ciri-ciri atau karakter khusus. Sama halnya yang tercantum dalam buku, yaitu jati diri ialah ciri khusus yang dimiliki oleh suatu bangsa, sehingga dapat dibedakan dengan ciri khusus dari bangsa-bangsa lain di dunia.[3]
Dari beberapa definisi tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa jati diri bangsa ialah ciri khusus suatu bangsa seperti adat istiadat atau perilaku kebiasaan yang berlaku dalam bangsa tersebut  yang bisa menjadi pembeda dari bangsa-bangsa lain.
Unsur-Unsur Pembentuk Jati Diri
Secara umum pembentuk jati diri bangsa Indonesia meliputi beraneka ragamnya suku, ras, agama, bahasa dan budaya. Tetapi secara khususnya pembentuk jati diri bangsa Indonesia meliputi:
1. Identitas fundamental  adalah Pancasila sebagai falsafah bangsa, dasar negara dan ideologi negara, 2. Identitas instrumental ialah UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, dan lagu Indonesia Raya, 3. Identitas alamiah ialah ruang hidup bangsa sebagai negara kepulauan yang pluralis dalam suku, bahasa, agama, dan kepercayaan serta adat budaya, nilai ideologis dan falsafah dalam proses berbangsa dan bernegara.[4].
Implikasi Pendidikan Kewarganegaraan Dan Jati Diri
Salah satu tujuan sentral pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik untuk dapat terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam ranah yang berkaitan dengan nilai, adat, praktik hak asasi, keragaman etnis, dan hal lainnya yang berkaitan dengan kehidupan warga negara sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Sehingga kedepannya dapat memberikan dampak yang positif bagi keberlangsungan dalam hal pertahanan dan keamanan suatu negara.Â
Dengan mengenal hal dasar maupun identitas nasional, tentunya mereka lebih siap dalam menjawab tantangan-tantangan dan masalah yang mungkin timbul dari  ranah tersebut. Sehingga pendidikan dapat disimpulkan sebagai jembatan penting menuju masyarakat yang paham akan jati diri bangsanya dan akses bagi suatu bangsa dalam mengenalkan identitas nasionalnya sebagai ciri khasnya.
Menurut John J. Cogan, Pendidikan Kewarganegaraann adalah suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang dalam rangka mempersiapkan warga negara sejak dini, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.[1]Â
Jadi, adanya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempersiapkan peserta didik memiliki komitmen dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu rangkaian untuk mengarahkan warga negara menjadi masyarakat yang berkarakter, bercitra, dan hebat dalam penjagaannya terhadap negara. Â
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu ujung tombak dari pendidikan multikultural dalam rangka pembentukan karakter warga negara yang menghargai identitas. Sebagaimana diungkapkan oleh Banks bahwa pendidikan multikultural membawa peserta didik untuk memahami implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran.[5]Â
Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan menjadi sangat penting bagi terbentuknya karakter suatu bangsa. Dengan terciptanya karakter yang baik dan unggul, diharapkan dapat menciptakan integrasi nasional dan hal-hal positif yang mendukung terwujudnya tujuan suatu bangsa sebagaimana tertuan dalam Pancasila dan UUD 1945.
Hal-Hal Yang Melemahkan Jati Diri Bangsa
Salah satu tantangan di era global adalah bercampurnya kebudayaan yang datang dari berbagai tempat ke dalam masyarakat Indonesia. Dalam kondisi demikian diperlukan penguatan pendidikan karakter, baik secara konvensional maupun melalui literasi digital. Di antarannya adalah dengan mengampanyekan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, serta mengetengahkan nilai-nilai keagamaan yang moderat kepada masyarakat sebagai benteng dari arus globalisasi.
Di suatu sisi dampak globalisasi memberikan keuntungan bagi bangsa ini, yaitu dengan globalisasi bangsa ini dapat tampil dengan segala keunikan ciri khas dan budaya yang dimilikinya di hadapan negara-negara yang ada di dunia ini dan menjadi dikenal.Â
Di suatu sisi globalisasi memberikan dampak yang buruk bagi bangsa ini, yaitu negara lain dapat dengan mudah mengakses mengenai segala sesuatunya mengenai negara ini tanpa adanya penyaringan dan kebenarannya belum tentu benar.Â
Tidak dapat dipungkiri masyarakat Indonesia telah banyak mengadopsi budaya barat sebagai gaya kehidupan mereka. Budaya barat sudah menjadi gaya (trend) bagi kehidupan mereka, karena itu kebudayaan-kebudayaan Indonesia mulai terkikis secara perlahan.
Westernisasi merupakan hasil (produk) dari adanya globaliasi. Kebanyakan yang menirukan gaya ini adalah kaum remaja yang masih mencari tau jati dirinya sendiri dengan mengikuti gaya berpakaian dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan budaya dan khasanah Indonesia serta telah melunturkan nilai dan norma.Â
Mengetahui budaya dari luar memang tidak dilarang karena kita mendapatkan manfaat yaitu menambah wawasan dan ilmu. Namun, kita juga harus memfilter semua budaya yang berasal dari luar karena belum tentu budaya luar dapat memberikan manfaat bagi kehidupan kita. Karena telah jelas terlihat bahwa budaya kita tidak sesuai dengan budaya barat.Â
Globalisasi hanya merupakan salah satu dari sekian banyak yang menyebabkan krisis jati diri bangsa (identitas nasional). Yang terpenting adalah kita sebagai generasi muda bisa memerangi pengikisan krisis identitas nasional dengan cara memupuk sifat-sifat dan menanamkannya ke dalam pribadi manusia itu agar timbul pemahaman identitas nasional suatu bangsa.
 (Tugas di Kompasiana) (Tugas Pendidikan Kewarganegaraan)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI