”Selama Covid-19, Penjualan enggak bisa ditebak. Omset sudah pasti menurun. Sebelum pandemi, bisa lebih dari 50 cup,” kata fAUZAN, yang omset kedainya Rp. 700.000 – 1.500.000 per hari.
Sebagai bentuk keprihatinannya terhadap kondisi PPKM saat ini ia membagian indomie secara gratis untuk para ojek online, Lewat pembagaian indomie terhadap ojek online, ia berharap ikut meringankan beban itu. Uang makan siang setidaknya bisa disimpan untuk menambah penghasilan yang tidak bersahabat saat pandemi.
”Kami sudah melakukannya sejak Minggu (4/7/2021) dan akan terus memberi semampunya. Jumlahnya tidak tetap. Hari ini, ada lebih dari 1 dus indomie yang akan kami bagikan kepada para ojol,” kata Fauzan yang selalu meminta mereka yang mendapat Indomie agar tetap menerapkan protokol kesehatan.
Walaupun tidak seberapa hal tersebut merupakan lanjutan dari keinginan Fauzan dan beberapa kawannya untuk berbagi saat pandemi. Sebelumnya, Warung Kopi yang terletak di jl.aria putra ciputat tangerang selatan ini menawarkan potongan harga 20 persen kepada konsumen yang telah divaksin.
”Rabu (30/6/2021), kami juga membagikan gratis kopi tubruk kepada pengunjung yang telah divaksin. Vaksinasi ikut membantu meredakan pandemi,” katanya.
Tidak bergerak sendiri, ia mengajak pelaku kuliner di sekitar daerah lainnya untuk berbagi. Mereka juga memberi paket makanan beserta vitamin untuk warga atau temannya yang tengah menjalani isolasi mandiri.
Dengan kondisi yang semakin parah ini seharusnya pemerintah menetapkan lockdown atau kantina wilayah bukannya hanya PPKM, Pemerintah harus berani menjamin segala kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak akibat diadakanya pemberlakuan peraturan PPKM darurat karena banyak sebagian karyawan yang harus dirumahkan terlebih dahulu sehingga tidak mendapatkan pemasukan selain itu juga mampu memberikan solusi untuk para UMKM dan Pedagang kecil yang biasanya harus berjualan dimalam hari. Komunikasi serta keterbukaan dalam pendistribusian bantuan juga harus dirasakan oleh masyarakat untuk menjaga marwah institusi dan menciptakan kepatuhan. Di sisi lain, dengan keterbukaan rakyat menjadi lebih percaya bahwa pemerintah benar-benar sangat serius dalam menangani situasi pandemi saat ini.
Ketika harus ada satu suara yang memiliki kekuatan mutlak, itu harus datang dari negara. Negara harus hadir. Dia hadir secara lengkap baik dalam konteks narasi pemberitaan, hadir dalam konteks keberadaaan representasi, maupun dalam keadaban penggunaan bahasa ataupun Keterbukaan yang akan terus kait-mengkait. Dengan Keterbukaan komunikasi efektif yang menciptakan kepatuhan, diharapkan pandemi bisa segera berlalu dari negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H