Sulawesi Tengah  telah lama dikenal dengan cadangan bijih nikelnya yang sangat melimpah, tapi daerah ini baru menjadi primadona berkat adanya hilirisasi oleh PT Gunbuster Nickel Industry (GNI). Transformasi ini merupakan satu babak baru dalam sejarah ekonomi kita.
PT Gunbuster Nickel, sebagai salah satu perusahaan smelting terkemuka di Indonesia, telah ikut andil dalam upaya hilirisasi nikel yang dilakukan pemerintah demi melepas ketergantungan kita terhadap bahan impor. Hal ini kemudian dapat meningkatkan penerimaan devisa negara.
Bertambahnya nilai produk nikel, dan menghasilkan 10-12% Nickel Pig Iron (NPI) yang diprediksi memiliki kapasitas produksi hampir 2 juta metrik ton per tahun, PT Gunbuster bukan hanya menggenjot perekonomian nasional, tapi terutama kehidupan daerah sekitaran industri.
Dalam pabrik, mesin-mesin bekerja tanpa henti untuk memurnikan nikel, dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang dipandu prosedur keselamatan kerja PT GNI dan di luar, jantung PT Gunbuster bekerja tanpa kenal lelah untuk masyarakat.
"Oleh sebab itu, saya sangat menghargai, mengapresiasi pembangunan smelter oleh PT GNI. [Karena] ini akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit," ungkap Presiden Jokowi ketika meresmikan pabrik smelter nikel PT GNI.
Smelter PT GNI tampaknya bukan hanya sebuah fasilitas atau pertumbuhan industri belaka, tapi juga katalisator perubahan dan transformasi masyarakat secara keseluruhan. Atas dasar itu, ada banyak hal yang perlu kita bicarakan lebih lanjut tentangnya.
Utamakan keselamatan, demi produktivitasÂ
Dalam dunia smelter nikel, cahaya berapi-api dari logam cair dan kepulan asap dari reaksi kimia tertentu merupakan hal yang konstan. Mesin-mesin raksasa dan alat-alat berat terus bekerja.Â
Pentingnya keselamatan kerja tak bisa dilebih-lebihkan lagi. Dalam lingkungan seperti itu, para pekerja sangat bergantung pada serangkaian tindakan penting yang menjamin kenyamanan mereka, mencegah potensi kecelakaan, dan menjaga kesehatan mereka.
PT Gunbuster Nickel, memiliki ribuan pekerja yang terlibat dengan alat berat dan suhu tinggi, menyadari betapa pentingnya menjaga keamanan dan keselamatan pekerjanya sehingga muncullah prosedur keselamatan kerja PT GNI. Hal ini terlihat dari komitmennya terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
PT GNI menyediakan prosedur keselamatan kerja yang ketat dan komprehensif, mengingat Kemnaker juga ikut andil. Tujuannya jelas: menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman, serta membantu pekerja untuk memahami tugas dan perannya masing-masing.
Langkah konkretnya, PT GNI membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dalam rangka mengawasi pelaksanaan K3 tersebut, sekaligus sebagai sarana dialog dan ruang bicara antara perusahaan dan karyawan.
Salah satu program untuk mewujudkan komitmen tersebut adalah pelaksanaan Pendidikan dan Latihan terkait keselamatan dan kesehatan kerja maupun Diklatsar. Pada akhir Maret 2022, misalnya, PT GNI menyelenggarakan Diklatsar selama lima hari di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur.
Kegiatan tersebut diikuti oleh banyak karyawan dari berbagai departemen. Pelatihannya pun sangat beragam, mulai dari pelatihan pemakaian alat pemadam api ringan, pelatihan vehicle accident rescue, pelatihan evakuasi kebakaran, hingga pelatihan water rescue.
Selain itu, pada bulan Oktober diadakan pula pelatihan dan sertifikasi lainnya yaitu "safety awareness" yang dilakukan berkala. Penyuluhan yang dilakukan berkala ini wajib diikuti oleh sebagian besar pekerja mengingat lingkungan kerja mereka kerap bersinggungan dengan risiko, sehingga wajib memiliki sertifikasi yang harus diperbaharui setiap periode tertentu.
Pemerintah, melalui Direktur Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan Kemnaker Yuli Adiratna, memuji inisiatif tersebut, bahkan menyebutnya sebagai "role model untuk industri smelter lain di Tanah Air."
Ketika kita mempertimbangkan kesejahteraan dan keselamatan pekerja di pabrik peleburan nikel, kita melihat adanya korelasi langsung antara keselamatan kerja dan hak asasi manusia dari tiga pihak yang berbeda tapi saling terkait: pekerja, keluarga mereka, dan masyarakat.
Lingkungan kerja yang aman bakal memacu semangat para pekerja, membuat mereka lebih puas, termotivasi, dan produktif. Lebih jauhnya, keselamatan mereka dalam bekerja bukan hanya masalah efisiensi operasional, tapi juga ketenangan keluarga mereka di rumah.
Jika pekerja mampu produktif secara aman dan bahagia, plus keluarga mereka bisa duduk tenang di rumah, reputasi perusahaan akan meningkat, dan kinerja perusahaan yang baik juga merupakan suatu kebaikan bagi masyarakat sekitar.
Efek multiplier PT Gunbuster
Ketika PT Gunbuster Nickel beroperasi, efek multiplier-nya mulai terlihat.
Dampak pertama dan yang paling kentara adalah perluasan lapangan kerja. Perusahaan peleburan nikel ini mempekerjakan sebagian besar tenaga kerja dari Morowali Utara dan daerah sekitarnya.
Masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, yang mulanya bergantung pada pertanian dan nelayan kini mendapatkan pekerjaan tetap di smelter, dengan upah yang lebih stabil untuk menghidupi keluarga mereka.
Seiring waktu, jumlah tenaga kerja yang diserap terus meroket: dari awalnya sekitar 4.000 pekerja lokal, sekarang sudah mencapai lebih dari belasan ribu pekerja lokal. Jumlah ini disebut-sebut akan meluncur hingga puluhan ribu pekerja lokal dalam beberapa tahun ke depan.
Dengan lapangan kerja sebanyak itu, masyarakat sekitar tak perlu lagi pergi ke Pulau Jawa untuk mencari pekerjaan yang bagus. Terlebih, dengan kian banyaknya tenaga kerja di PT Gunbuster, perekonomian masyarakat Morowali Utara juga otomatis semakin meningkat.
Efek domino yang paling terasa adalah terbukanya peluang usaha mikro, apalagi ditambah dengan bantuan Bumdes. UMKM lokal berkembang pesat karena ribuan karyawan PT GNI membelanjakan uangnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Toko kelontong, rumah makan, dan usaha serupa lainnya mendapati diri mereka melayani basis pelanggan yang terus bertambah. Tak hanya itu, di lingkungan sekitar perusahaan, bermunculan pula layanan-layanan jasa: tukang cukur rambut, bengkel, dan layanan perbankan tanpa kantor.
Hingga saat ini, ada puluhan unit indekos yang muncul sejak kehadiran PT GNI. Lebih jauh lagi, selain memperbanyak lapangan kerja, PT GNI juga memberikan bantuan usaha kepada masyarakat sekitar.
Seorang pembudidaya lobster di Kabupaten Morowali Utara, Andri Muhammad Sondeng, menjadi salah satu penerima bantuan tersebut. Dia bercerita bahwa PT Gunbuster memasok bibit-bibit lobster berkualitas, yang kemudian menjadikan usahanya terus membubung.
"Kami sampai kewalahan melakukan pengembangbiakan karena pasokan [dari PT GNI] luar biasa [banyak dan berkualitas]," ujarnya. Morowali Utara, tempat yang tadinya tak memiliki banyak kegiatan ekonomi, kini mulai berdenyut dengan kehidupan.
Dampak ekonomi PT Gunbuster Nickel, tentu saja, tak terbatas pada perluasan lapangan kerja dan peningkatan usaha mikro, tapi otomatis juga menambah penerimaan pemerintah, baik daerah maupun nasional, bahkan sejak tahun pertama berdirinya.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Sulawesi Tengah dari sisi produksi, khususnya lapangan usaha industri pengolahan, mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29,41 persen.
Bagaimanapun, bukan hanya lanskap ekonomi yang berubah. Masyarakat mulai merasakan manfaat besar dari adanya investasi di bidang pendidikan dan kesehatan, seiring kesadaran PT GNI akan tanggung jawab sosialnya (Corporate Social Responsibility/CSR).
Pada Agustus lalu, misalnya, PT GNI dan PT Stardust Estate Investment berkolaborasi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat sekitar lingkar industri. Kegiatan ini terdiri atas penyuluhan kesehatan dan Penyakit Tidak Menular (PTM), edukasi hidup bersih, serta pemeriksaan kesehatan. .
Di sektor pendidikan, dengan kepercayaan bahwa salah satu cara terbaik memberdayakan masyarakat adalah melalui pengetahuan, PT Gunbuster Nickel memberikan bantuan berupa pendidik native speaker bahasa asing untuk anak-anak SD dan SMP di Desa Bunta.
Efek multiplier juga meluas ke bantuan kontribusi di bidang infrastruktur, mulai dari perbaikan jalanan umum hingga jembatan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memperlancar mobilitas. Jalan-jalan diperlebar, yang secara langsung mengurangi biaya distribusi barang-barang ke pasar.
Selain akses jalan, PT Gunbuster Nickel juga merampungkan pembangunan jembatan yang merentang di Desa Bungintimbe, Petasia Timur. Jembatan ini menghubungkan Sungai Laa, mengakomodasi beban melebihi 90 ton, panjang sekitar 60 meter, dan lebar 8 meter.
Pembangunan jembatan tersebut merupakan momen membahagiakan bagi perusahaan dan masyarakat sekitar. Sebelumnya, sebagian dari mereka harus menghabiskan 1-2 jam untuk berangkat kerja atau sekolah karena mereka harus berputar jauh atau naik perahu.
Adanya jembatan itu membuat perjalanan mereka menuju tempat kerja atau sekolah menjadi jauh lebih singkat; jadi hanya sekitar 10-15 menit. Kita bisa bilang bahwa Morowali Utara, kota yang dulunya terisolasi, kini jadi lebih terhubung dan lebih hidup.
Dari peleburan nikel ke pembangunan masyarakat
Morowali Utara telah berevolusi, berubah secara fundamental berkat kehadiran hilirisasi nikel oleh PT Gunbuster. Efek multiplier terus mengubah masyarakat, merajutnya menjadi bagian dari tatanan ekonomi Indonesia yang lebih besar.
Inilah mengapa pendirian smelter nikel PT GNI merupakan satu babak penting dalam sejarah Indonesia. Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi bahkan menyebut PT Gunbuster ini sebagai "aset besar yang harus dijaga bersama" untuk kesejahteraan masyarakat.
Kisah PT GNI, pada akhirnya, bukan hanya tentang mengubah bijih nikel menjadi ingot yang berharga dan memiliki nilai tambah, tapi juga tentang perwujudan aspirasi dan potensi Indonesia yang sesungguhnya; sesuatu yang selama ini absen entah ke mana.
Kisah PT Gunbuster Nickel juga merupakan bukti bahwa profit perusahaan dan tanggung jawab sosial tak harus menjadi dua perkara yang saling menghabisi satu sama lain (trade-off), seperti jungkat-jungkit yang ketika satu sisi naik, sisi lainnya menurun.
Kesuksesan bisnis dan memberi kembali kepada masyarakat, seperti ditunjukkan PT GNI, dapat berjalan beriringan tanpa harus mengorbankan yang satu demi yang lainnya. Kisah mereka adalah tentang revolusi hilirisasi nikel, sekaligus transformasi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H