Melankolis juga bukan kepahitan. Seorang melankolis memang tak memiliki optimisme yang menggebu-gebu, tapi setidaknya mereka tak menanggapi kekecewaan dengan dendam atau kebencian.
Mereka, seperti semua orang lainnya, merasa sedih atas semua kekacauan dan penghinaan, kekejaman dan kesulitan, tapi mereka juga tak bisa membayangkan bagaimana dunia dapat ditakdirkan dengan cara lain.
Itu bukan berarti mereka runtuh ke dalam keputusasaan. Mereka tahu godaannya: saat-saat meringkuk di bawah selimut, meratap dan hanya bisa berteriak tanpa suara. Bagaimanapun, itu bukan kebiasaan mereka.
Tentu saja, mereka berduka. Hanya saja kesedihan mereka telah meresap ke dalam jiwanya selama bertahun-tahun, sehingga mereka tak gampang meluap sebagaimana air bah ketika menghadapi krisis.
Mereka juga tak sinis. Mereka tak terdorong untuk merendahkan semua orang atau segala sesuatu jika mereka terluka. Kebenarannya, mereka masih bisa menikmati hal-hal kecil dan berharap bahwa satu-dua hal sepele (sesekali) bisa berjalan dengan baik.
Pengertian melankolis adalah sebagai berikut.
Ini adalah spesies kesedihan yang muncul tatkala kita terbuka pada kenyataan bahwa hidup pada dasarnya sulit bagi semua orang, dan bahwa penderitaan serta kekecewaan merupakan inti dari pengalaman manusia.
Berbeda dengan depresi yang perlu diobati, melankolis menghubungkan rasa sakit dengan kebijaksanaan dan keindahan. Ini muncul dari kesadaran yang teliti tentang struktur tragis dari setiap kehidupan.
Jadi, meskipun perasaannya sangat pribadi, melankolis berasal dari sebuah pengakuan universal.
Melankolis bukanlah kesedihan biasa, karena kemurungan seorang melankolis tak disebabkan oleh peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya kehilangan pekerjaan, meninggalnya seseorang yang dicintai, atau mengidap penyakit kanker.
Demikian pula, melankolis juga tak lenyap ketika kita menerima kabar baik, seperti diundang ke pesta pernikahan mewah di Bali dan ditanggung semua biaya, atau terpilih sebagai nominee salah satu kategori Kompasiana Awards 2023.