Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nyeseknya Menang Kompasiana Awards, tapi Diwakili Orang Lain

22 Oktober 2023   13:07 Diperbarui: 22 Oktober 2023   13:10 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian penghargaan kepada pemenang Kompasiana Awards 2022 di Bentara Budaya, Jakarta Barat | Foto oleh Zintan Prihatini via Kompas.com

Hitung-hitungan saya, tentu saja, salah total.

Usai mengetahui hasil akhirnya, ketika matahari menyengat puncak ubun-ubun, saya menghubungi dosen dan bilang bahwa saya tak bisa hadir gara-gara beliau. Kemudian beliau tertawa (karena saya memang mengungkapkan kekesalan saya dengan tawa juga).

Beliau bertanya balik, mengapa saya tak bilang tentang acara itu. Dalam hati saya berbisik, "Iya juga." Tapi mulut saya berkata lain, "Saya sungkan untuk minta izin, karena dari awal saya sudah berkomitmen untuk riset ini."

Bah, omong kosong!

Jika saya mengingatnya lagi, bukan UAS atau riset yang membuat saya berhalangan hadir di acara Kompasianival 2022, tapi suasana hati yang amat-sangat buruk. Entah karena stres, depresi, kesepian, atau semuanya, saya merasa tak punya tenaga untuk hadir.

Faktanya, saya juga tak memberitahu keluarga, apalagi teman, tentang pencapaian saya itu. Suasana hati yang buruk, saya yakin itu adalah kesepian akut, benar-benar menggerogoti saya dari dalam, membuat saya memilih bungkam seolah tak terjadi apa-apa.

Rasanya, diam adalah hal terbaik yang bisa saya lakukan, daripada berbicara dan harus menjelaskan banyak hal tentang Kompasiana Awards pada mereka. Saya merasa tak punya tenaga sebesar itu. Saya bahkan tak punya energi sama sekali untuk meminta tolong.

Anehnya, alih-alih lebih terbuka, kesepian membuat saya menghindari konfrontasi apa pun dengan orang lain.

Keluarga saya baru tahu ketika paket plakat datang. Kebetulan saya juga sedang ada di rumah karena libur semester. Mereka heboh. Saya pikir reaksi mereka akan biasa-biasa saja karena, dengan gaya sombong, ini bukan pertama atau kedua kalinya.

Tapi mereka benar-benar heboh, mungkin karena plakatnya berkilauan dengan bentuk yang berbeda dari plakat-plakat sebelumnya, atau karena mereka memang mengenal binatang macam apa Kompasiana itu. Sampai sekarang, ini masih menjadi misteri buat saya.

Intinya, sore itu juga saya diajak ke rumah makan yang cukup mewah, dan kakak perempuan tertua saya tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari keresek hitam. Kue tar! Di situ, seingat saya, tertulis "Congratulations" yang diiringi emot senyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun