Kalaupun saya sekadar berpura-pura tak tahu dan memposting sebuah jawaban salah, dalam arti saya tahu jawaban sebenarnya sehingga tak mungkin disesatkan, justru sekarang orang lainlah yang mungkin disesatkan oleh saya.
Kevin Donnellan pernah membagikan pengalamannya di The Outline dalam menguji Hukum Cunningham. Dia mengambil foto gunung berapi di Venus untuk mempostingnya dengan judul: “3D perspective view of Maat Mons on Mercury.”
Para komentator tak menanggapinya dengan “itu di Venus, sobat”. Sebaliknya, postingan itu disukai dan dikomentari seolah itu benar. Beberapa jam kemudian, seseorang mengoreksinya, tapi ratusan ribu orang yang melihat postingan itu mungkin terlanjur mempercayainya.
Lagi pula, kalau memang cara terbaik mendapatkan jawaban yang benar di internet adalah dengan memposting jawaban yang salah, maka seharusnya tak akan ada banyak kebohongan di internet.
Dengan kata lain, kendati jumlah orang yang memakai Hukum Cunningham mungkin sedikit, kita tak bisa mempercayai sebuah koreksi pedas begitu saja. Saya pikir hukum ini bekerja paling baik kalau kita sendiri sudah cukup yakin dengan pengetahuan kita sendiri.
Terlebih, sementara orang suka terlihat lebih pintar dari orang lain, substansi dari jawaban-jawaban mereka mungkin kurang tepat. Bahkan saya pikir, kualitas jawaban seorang ahli yang arogan cenderung lebih buruk daripada seorang ahli yang tulus.
Persoalannya jadi lebih runyam kalau kita mengajukan pernyataan yang debatable. Postingan seperti “Kapitalisme adalah sistem ekonomi terbaik” tampaknya akan membuat sekelompok Marxis ortodoks keluar dari sarangnya, memberitahu betapa salahnya kita.
Padahal kalau kita bertanya kepada ekonom yang sebenarnya, tanggapan mereka biasanya lebih moderat: “Itu tergantung,” atau, “Itu rumit.”
Dan inilah risiko lainnya dari penerapan Hukum Cunningham: orang cenderung mendukung jawaban yang mereka suka, seolah fakta bisa dipilih sesuai selera. Mereka memenjarakan diri sendiri dalam ruang gema. Pokoknya “aku benar, dia salah”.
Pada akhirnya, sebagai penutup, Hukum Cunningham hanyalah sebuah ide yang berasal dari internet. Saya belum menemukan dasar ilmiahnya, tapi tentu saja saya melewatkan banyak hal. Saya bahkan ragu bahwa prinsip ini bisa disebut “hukum”.
Namun, kalaupun kita menganggapnya hanya sebagai anekdot belaka, Hukum Cunningham buat saya tetaplah menarik. Hukum Cunningham adalah cara untuk mengakses pengetahuan melalui pintu belakang saat pintu depan tertutup rapat.