Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ingin Bahagia? Jangan Mengejar Kebahagiaan, Jadilah Antirapuh

29 Maret 2023   07:00 Diperbarui: 29 Maret 2023   19:34 4921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paradoksnya, semakin kita mengejar kebahagiaan, semakin kita menjauh darinya | Ilustrasi oleh Yuliya Harbachova via Pixabay

Taleb berpendapat bahwa kita harus berusaha menjadikan kehidupan publik dan pribadi kita (sistem politik kita, keuangan kita, dan seterusnya) tak hanya kokoh, tapi sekaligus antirapuh, siap untuk mengambil keuntungan dari berbagai tekanan dan perubahan.

Saya teringat Hydra dalam mitologi Yunani. Konon, ketika salah satu kepala Hydra dipotong, dua kepala lainnya bakal tumbuh tepat di mana kepalanya dipotong. Ini membuatnya (nyaris) mustahil untuk dikalahkan, dan saya kira inilah contoh antifragile.

Contoh lainnya yang lebih sederhana adalah tubuh kita sendiri. Tubuh manusia memiliki sifat antifragile, sebab stressor, ketidakpastian, votalitas, hingga batas tertentu, bisa meningkatkan kesehatan tubuh.

Ketika kita berolahraga seperti angkat beban atau jogging, tubuh kita menerima tekanan yang sebenarnya bikin tubuh jadi lebih kuat. Ini juga mirip seperti vaksinasi di mana tubuh kita dikenalkan pada kuman yang dilemahkan, dan itu bikin tubuh kita tambah kebal.

Sifat antirapuh ini penting terutama agar kita dapat bertahan dalam dunia yang serba berubah dan tak pasti seperti sekarang. Mereka yang coba mempertahankan identitas atau pekerjaan tertentu di abad ini sangat berisiko tertinggal.

Dengan begitu, lebih baik jika kita memiliki sifat antifragile, yang artinya siap menghadapi keadaan apa pun, ketimbang berusaha mengetahui masa depan dan berisiko besar jadi korban prediksi yang keliru. Dunia sudah mulai sulit untuk ditebak.

Kita mesti belajar menerima kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh, serta menghadapi setiap tantangan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan keterbukaan terhadap kemungkinan-kemungkinan baru.

Istirahat jelas perlu untuk membangun ketahanan dan meredakan kelelahan (saya tambahkan bahwa ini juga merupakan bagian dari kerja keras), dan begitu pula dengan kekuatan mental serta rasa tenang dalam menghadapi kesulitan.

Ketika kita jadi antirapuh, dalam artian kita tumbuh setiap kali kita berhasil memecahkan masalah atau berkembang seiring terbiasanya kita mengatasi aneka rintangan yang muncul, saya percaya bahwa kebahagiaan dengan sendirinya bakal menyertai kita.

Siapa sangka bahwa pepatah lama masih bisa sangat berguna: "Bersiaplah untuk yang terburuk, berharaplah untuk yang terbaik, dan jangan kaget dengan segala sesuatu yang ada di antaranya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun