Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Mengapa Kita Kecanduan Buku-buku Self-Help?

21 Maret 2023   08:53 Diperbarui: 22 Maret 2023   11:48 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku itu laris keras, puluhan juta kopi di seluruh dunia, dan merupakan bukti optimisme orang-orang yang menandai tahun-tahun menjelang krisis keuangan. Orang bermimpi besar dan, pada hari ketika uang mudah, mendapati impian mereka bisa jadi kenyataan.

Kemudian ekonomi global ambruk dan kita terguncang hebat. Buku itu tak terasa ajaib lagi.

Pada akhirnya, semua alasan itu bukan berarti kita tak boleh membaca buku-buku self-help. Keinginan untuk perbaikan diri adalah motivator intrinsik yang kuat untuk mencapai pertumbuhan maksimal.

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan mengapa kita ingin mengejar tujuan-tujuan tertentu, dan apakah buku self-help dapat membantu kita mencapai tujuan itu. Ingatlah bahwa untuk menjadi lebih baik bukan berarti berbuat salah itu terkutuk.

Kuncinya adalah memiliki pandangan yang sehat, menyadari apa yang bisa kita capai secara realistis dengan kemampuan kita sendiri. Saya menganggap ini sebagai trial-and-error. Baru-baru ini saya membaca sebuah buku tentang mindfulness dan meditasi.

Saya tak akan membaca buku lain sebelum saya bisa memastikan bahwa metode itu cocok buat saya. Kalau ternyata cocok dan sangat membantu, buat apa saya menghabiskan waktu untuk membaca buku lain, sebab tujuan saya adalah praktik dan perbaikan.

Apa yang keliru dari kebanyakan orang adalah, mereka menjadikan buku-buku self-help itu sendiri sebagai tujuan akhir, bukan sarana, yang akhirnya membuat mereka merasa senang dan puas hanya dengan membaca. Kenyataannya, mereka tetap jadi orang yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun