Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Bisakah Demokrasi Berjalan Tanpa Partai Politik?

11 Maret 2023   07:55 Diperbarui: 12 Maret 2023   09:45 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau, kalaulah setiap orang sepakat untuk memasak hanya untuk dirinya sendiri, bagaimana kamu bisa menjamin bahwa kamu bakal kebagian bahan makanan? Bagaimana kalau orang-orang kaya membeli semua bahan makanannya, hanya untuk melihatmu mati kelaparan?

Apa sih maksud dari semua itu? Intinya cuman satu: lain kali kalau masakannya tak sedap, jangan bunuh semua kokinya, tapi peringatkan mereka atau ganti dengan koki lain yang lebih handal. Mereka butuh kita, dan kita pun butuh mereka.

Sekarang pikirkan partai politik sebagai kokinya demokrasi. Apa pun yang dihasilkan partai dalam tatanan demokrasi, ketika partai dibubarkan sepenuhnya, maka produk-produk tersebut tak akan ada lagi. Demokrasi jadi pincang.

Partai penting bagi demokrasi, misalnya, karena mereka membantu mengorganisir kompetisi politik dan memberikan pilihan yang jelas kepada para pemilih di antara platform-platform kebijakan yang saling bersaing.

Mereka bukan hanya "memilah dan meracik bahan-bahan masakan", tapi juga "menentukan apa yang ada di menu pelanggan". Tanpa partai, demokrasi tak akan punya filter. 

Siapa pun boleh jadi presiden, dan memang harusnya begitu. Namun, tanpa peran partai politik sebagai filter, Hitler 2.0 mungkin bakal muncul.

Seperti di restoran tadi, ketika semua orang boleh memasak dengan alat-alat dan bahan-bahan yang tersedia (plus terbatas), bukan saja orang-orang kaya bakal mendominasi, tapi sebagian orang pun mungkin akan diracun untuk mengurangi beban krisis.

Dalam konteks ini, partai politik penting setidaknya sebagai penjaga gerbang demokrasi. Jika ingin berhasil memelihara kestabilan demokrasi, partai-partai (arus utama) harus mengisolasi dan mengalahkan kekuatan ekstremis.

Pendeknya, partai bertanggung jawab agar orang-orang seperti Hitler tak sampai berkuasa. Memang, Hitler juga pada awalnya disokong oleh petinggi partai. Tapi, itu bukan dasar pembenaran untuk membubarkan partai. Tanpa partai, 20 orang seperti Hitler mungkin bakal muncul.

Jadi, secara teori, demokrasi bisa berjalan tanpa partai, seperti demokrasi langsung yang diterapkan di Yunani kuno. Namun dalam praktiknya, sulit untuk membayangkan demokrasi modern berfungsi secara efektif tanpa partai politik.

Mereka menyediakan kerangka kerja untuk perdebatan dan pengambilan keputusan yang demokratis. Mereka juga memainkan peran penting dalam memobilisasi pemilih dan mengorganisir kompetisi politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun