Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Machiavelli dan Wajah Buruk Politik

30 Juni 2022   05:30 Diperbarui: 30 Juni 2022   05:32 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu bila kita menanyai mereka yang benci politik, barangkali masing-masing orang punya jawabannya tersendiri. Mungkin sebagian merasa muak dengan partai politik yang bersaing seperti binatang, beberapa di antaranya begitu sebal dengan tingkah laku politisi yang semena-mena.

Atau pemerintah dinilai tidak becus dalam mengelola sumber daya yang ada, dan bagi sejumlah orang yang cukup mengerti, media turut memengaruhi persepsi kita tentang politik dengan cara membingkai sedemikian rupa berita-berita yang disiarkannya.

Terlepas dari itu, bahwa semua jawaban dapat dibenarkan sesuai pengalaman sendiri-sendiri, kiranya tidak ada yang segamblang dan sejujur Niccolo Machiavelli dalam upaya menelanjangi sisi gelap politik, atau setidak-tidaknya, dia termasuk salah satu pelopor.

Pikiran Machiavelli dianggap menyimpang dari suara hati yang sehat. Kendati begitu, tulisan ini tidak bermaksud untuk membela atau mencela, mengutuk atau membenarkan, pemikiran Machiavelli.

Lepas dari penghakiman apa pun, setidaknya itulah yang saya upayakan, gagasan Machiavelli dalam tulisan ini hendak dijadikan sebagai lensa untuk menilik segenap ihwal yang menjadi hiruk-pikuk politik dalam citra terburuknya.

Dengan begitu, pada gilirannya, alasan mengapa kita membenci politik dapat tersingkapkan.

Kekuasaan, bagi Machiavelli, hanya diperuntukkan kepada mereka yang mempunyai keterampilan untuk merebutnya dalam persaingan bebas.

Menurutnya, kekuasaan secara khas mendefinisikan aktivitas politik, dan karenanya tidaklah mengherankan bila dunia politik selalu diisi oleh pertarungan kepentingan demi kekuasaan.

Merujuk pada pengalamannya sebagai diplomat, tangkapan dan pemahaman Machiavelli terkait realitas politik juga bertolak dari rangkaian aksi bangsa-bangsa yang banyak bergejolak selama masa hidupnya.

Interaksi hubungan internasional ini membawa Machiavelli ke pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia yang selalu mementingkan dirinya sendiri dan haus akan kekuasaan.

Dalam konteks hubungan internasional yang saling memanipulasi untuk tujuan-tujuan bangsa sendiri, maka wajah politik dapat ditemukan terutama dalam profil para pemimpin bangsa pada waktu itu dengan pola-pola manajemen kekuasaan yang diterapkan seefektif mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun