Saya yakin bahwa SpongeBob SquarePants memiliki banyak penonton "loyal" karena (hampir) semua episodenya bisa dinikmati semua kalangan. Saya adalah salah satu dari penonton "loyal" itu.
Meskipun kini saya berumur 18 tahun, namun bila sempat, saya selalu menonton serial SpongeBob SquarePants. Ada perbedaan yang luar biasa ketika saya menontonnya di kala bocah dan sekarang.
Yang berbeda bukanlah konsep kartun tersebut, meskipun ada benarnya juga, tapi lebih-lebih lagi tentang prakonsepsi saya sendiri ketika menontonnya.
Selain yang sekarang kerap ditertawakan orang sekitar karena dianggap tidak sadar umur, tetapi belakangan saya tersadar bahwa hampir semua adegan lucu dalam SpongeBob SquarePants mengimplisitkan makna tentang kehidupan.
Kata "kehidupan" saya gunakan untuk merangkum nilai-nilai lainnya, seperti pertemanan, mengenal diri sendiri, dan memecahkan masalah. Saya kembali menonton episode lama sembari merenungkan filosofi apa yang mungkin tersemat dalam setiap kutipannya.
Dari semua karakter yang berlakon di serial SpongeBob SquarePants, saya menyukai Patrick Star dari semua dimensi: kebodohannya, keluguannya, kelucuannya, dan kadang-kadang kegeniusannya.
Jadi, saya telah mengumpulkan beberapa kutipan atau quotes dari Patrick Star, dan saya mencoba untuk memberikan filosofi terhadapnya supaya dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita yang menontonnya.
Dan oh, saya menontonnya dalam versi bahasa Inggris sehingga ada beberapa kutipan yang mungkin struktur kalimatnya berbeda dengan yang biasa tayang di TV lokal.
1. Paradoks Dunning-Krugger
Sekali waktu, Patrick berkata, "Orang bodoh tidak menyadari betapa bodohnya mereka." Kutipan ini mengingatkan saya pada Dunning-Krugger Effect atau saya menyebutnya "paradoks ketidaktahuan diri sendiri".