Remaja memahami kehidupan ini sebagai sebuah arena tawar-menawar. Saya mau melakukan sesuatu yang hebat supaya orang-orang memuji saya. Saya mau mengerjakan tugas sekolah supaya saya tidak mengacaukan masa depan saya.
Sedikit sekali (atau bahkan tidak ada) yang dilakukan demi tindakan itu sendiri. Semuanya adalah transaksi yang sudah dihitung dengan jeli, dan biasanya muncul dari ketakutan terhadap dampak negatif yang mungkin menimpa.
Semuanya adalah sarana untuk suatu tujuan yang bisa dinikmati. Sederhananya, mereka sungguh pragmatis.
Fase dewasa dicirikan dengan pelepasan kegiatan tawar-menawar tersebut.
Kedewasaan adalah kesadaran bahwa terkadang sebuah prinsip yang paling inti adalah tentang baik dan buruk yang tidak bisa ditawar-tawar, yang bahkan jika itu terasa tidak nyaman untuk kita, bersikap baik tetaplah hal yang paling benar.
Menjadi dewasa berarti berkembangnya kemampuan untuk melakukan apa yang benar untuk alasan sederhana, bahwa memang itulah yang sungguh benar. Kedewasaan menerangkan bagaimana kita bertindak dalam keseharian tanpa menyandarkan diri pada angan-angan tertentu.
Itulah prinsip yang menarik orang-orang untuk keluar dari kebiasaan tawar-menawar remaja dan mengantarkannya pada keluhuran orang-orang dewasa. Dalam pemikiran Kant, hanya dengan begitulah semua manusia dapat memenuhi esensi moralitasnya.
Orang dewasa adalah mereka yang bermoral.
Kant menulis, "Bertindaklah dengan cara sedemikian rupa sehingga Anda selalu menghormati perikemanusiaan, entah kepada diri Anda sendiri maupun kepada orang lain, bukan hanya sesekali, melainkan selalu dan selamanya."
Kadang-kadang, Anda mungkin bersikap baik dan mau membantu orang lain hanya karena Anda tahu tindakan tersebut akan ada balasannya. Itu adalah cara sederhana untuk menjadi populer.
Tetapi jika Anda memaksudkannya seperti itu, berarti Anda bertindak bukan karena menghormati hukum moral.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!