Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Membutuhkan Ketidakpastian dalam Kadar Tertentu

20 Desember 2021   17:16 Diperbarui: 20 Desember 2021   17:46 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, karena selalu ada ketidakpastian dalam hidup, maka selalu ada risiko dalam hidup. Apa yang membuat kita tetap waras ketika membuat keputusan yang sulit adalah mampu menimbang dengan tepat potensi biaya dan manfaat dari setiap risiko.

Jika ketidakpastian terasa dapat dikelola, maka kita merasa baik dan bahkan menjadikannya sebagai sarana untuk berkembang. Hematnya lagi, kita membutuhkan ketidakpastian dalam kadar tertentu.

Banyak orang yang mampu bertanya pada dirinya sendiri apakah mereka keliru, tetapi hanya sedikit yang mampu untuk melangkah lebih jauh dan mengetahui dengan benar apa artinya jika mereka keliru.

Penyebabnya adalah rasa sakit yang bersemayam di balik kekeliruan tersebut. Aristoteles pernah menulis, "Tanda dari seseorang yang terpelajar terletak pada kemampuannya untuk menertawakan suatu pemikiran tanpa harus menerimanya."

Mampu melihat dan mengevaluasi nilai-nilai yang berbeda tanpa perlu menerapkannya mungkin adalah keahlian utama yang dituntut untuk mengubah hidup seseorang dengan cara yang sangat bermakna.

Itulah mengapa lebih penting daripada masa sebelumnya untuk menjadi baik dalam mempertahankan dan menoleransi rasa takut akan hal yang tidak diketahui. Semakin besar tingkat perubahan sosial, semakin besar pula kebingungan dan ketidakpastian yang muncul.

Kita seolah ditantang untuk bertahan di titik keseimbangan yang terbentang di antara dua keputusan. Kita dapat menjadikan ketidakpastian sebagai pemicu yang mengagumkan untuk perkembangan dan keluasan kreativitas.

Tetapi sebaliknya pun juga mungkin: kita tertelan oleh ketidakpastian itu dan selamanya berbaring di sarang laba-laba yang secepat mungkin akan runtuh ditiup angin atau dihancurkan oleh seorang anak yang sedang berlari mengejar impiannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun