Tentu semua itu terdengar sangat ironis, tetapi memang itulah wajah sesungguhnya dari keabsurdan yang disuarakan oleh Camus.
Kengerian absurditas (masih) menyelimuti perpolitikan kita, dan kitalah yang membuatnya demikian. Politik hanyalah kanvas kosong yang bisa dilukis siapa pun, entah dengan keindahan maupun kecacatan.Â
Kita sedang dicengkeram oleh realitas politik yang tercerabut dari makna sesungguhnya. Prinsip-prinsip tata keadilan dilindas tanpa kemanusiawian, bahkan tirani dalam bentuknya yang paling halus telah berkecambah dengan sunyi, nyaris tidak terdeteksi.Â
Kini sudah waktunya untuk kita mempertanyakan apa arti dari semua ini. Dan jujur saja, saya mulai kedinginan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H