Nilai-diri adalah motor penggerak yang memungkinkan kita untuk berjalan dan bertindak dengan cara yang selaras pada apa yang kita hargai.Â
Bayangkan bahwa Anda sedang menaiki tangga menuju atap dan Anda membutuhkan dinding yang kokoh untuk bersandar.
Dinding kokoh itulah yang saya maksud sebagai nilai-nilai pribadi kita.
Ketika saya merasa terjebak dalam kehidupan ini, sebenarnya saya hanya sedang mengabaikan nilai-nilai yang sedari dulu saya putuskan untuk selalu saya hargai. Saya terperangkap pada hal-hal yang kurang penting.
Persoalan yang penting justru terkubur di bawah lapisan masalah yang menekan, kekhawatiran langsung, dan perilaku di luar nilai-nilai pribadi saya. Itulah mengapa saya kebingungan dengan pilihan yang saya miliki: saya telah melupakan sandaran saya.
Sejauh apa pun saya dapat mendaki "tangga" tersebut, saya akan selalu merasa tidak aman jika pada mulanya saya tidak menyandarkan ia pada dinding yang kokoh. Sama seperti seorang pelaut yang kehilangan kompasnya, saya merasa terjebak dalam gelombang kehidupan.
Nilai-nilai dapat membantu kita untuk memetakan kehidupan. Nilai-nilai juga memberitahu kita tentang hal-hal apa saja yang kita hargai.Â
Jika saya mengibaratkannya ke dalam konteks perfilman, maka nilai-nilai ini adalah naskah yang menjadi pedoman kita untuk berlakon.
Dengan kata lain, prioritas kita dapat otomatis terbentuk berdasarkan nilai-nilai yang kita putuskan sebagai bagian dari diri kita.Â
Ketika Anda selalu tahu apa yang Anda prioritaskan dalam hidup ini, percayalah, Anda akan selalu tahu ke mana Anda harus melangkah.
Anda juga turut berhenti untuk merasa iri dengan orang lain, sebab apa yang Anda pedulikan dalam hidup ini sudah terangkum secara jelas dalam nilai-nilai pribadi Anda.