Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat (Cinta) Teruntuk Gadis Safir

9 Agustus 2021   17:00 Diperbarui: 9 Agustus 2021   17:54 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau adalah kupu-kupu terindah yang aku pikir bisa kumiliki. Dan ada sesuatu yang telah kulupakan tentang kupu-kupu, bahwa semakin engkau mengejarnya, semakin ia menjauhimu. Konon, engkau mesti menjadi sekuntum mawar untuk bisa memikat kupu-kupu.

Setelah aku menjadi mawar yang mekar bersama fajar di musim dingin, legenda itu tetap tidak benar. Aku punya banyak duri yang tumbuh di kelopakku, Gadis Safir! Engkau terluka ketika mendekat, dan engkau menjauh ketika berdarah.

Kini akan kusampaikan tentang rencanaku selanjutnya sembari menunggu kematianku. Aku akan mengembara ke arah Barat yang sama sekali tidak kuketahui daerah apa yang kusinggahi. Katanya di sana lebih sepi, dan aku mulai cinta kesunyian.

Aku ingin pengembaraanku seperti gelandangan. Dengan membusuk di antara sampah-sampah dan pengemis, aku akan bertanya pada lalat-lalat tentang cara menjadi mawar yang tanpa duri.

Aku ingin seorang penggoda, aku ingin not-not yang amat dibenci harmoni nadanya. Aku ingin penghormatan, cercaan, kerapuhan, keabadian ... aku ingin kebodohanku seperti dulu, saat ketika satu-satunya yang kutahu hanyalah keajaiban alam semesta.

Siapa orang yang ada dalam hatimu, Gadis Safir? Akan kuajarkan dia tentang rahasia kehidupan agar engkau merasa nyaman dengannya, dan biarlah diriku ini mengembara sejauh mungkin hingga aku belajar tentang caranya mencintai bintang Canopus.

Tidak ada lagi rasa iri maupun kekesalan yang membakar nurani. Yang ada hanyalah peng-iya-an terhadap hidup; sikap ketika engkau bisa menerima apa pun yang telah termaktub untukmu dengan kegembiraan dan ketabahan.

Ah! Biarlah kuucapkan terima kasih padamu ... teruntuk Gadis Safir yang mata birunya sempat menjadi semesta mungilku di tengah kedinginan malam tanpa bintang-bintang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun