Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Proyeksi Suasana Kelas yang Ideal dan Menginspirasi

28 Juli 2021   11:22 Diperbarui: 28 Juli 2021   12:00 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paradigma sekolah dari masa klasik hingga sekarang hampir tidak ada bedanya, bahwa sukses itu adalah mereka yang menjadi PNS, dokter, dan pilot. Pada akhirnya, bakat masing-masing individu mati karena tertekan oleh tuntutan tersebut.

Akibatnya terlihat jelas sekarang: generasi muda kita mencari pelarian dengan bermain media sosial. Mengapa? Karena di sana mereka bebas dan eksis, seakan-akan hanya di sanalah mereka diakui sebagai manusia yang independen.

Masalahnya menjadi semakin kompleks ketika realitas menghantam kita bahwa pembelajaran daring belum juga usai. Suasana kelas menjadi semakin pasif, seperti acara pidato satu arah di mana audiensi hanya mendengarkan dan memerhatikan, itu pun tidak menjamin mereka paham.

Jalannya pembelajaran semakin lesu. Apalagi ketika koneksi internet sedang gangguan, bawaannya sudah malas duluan untuk belajar. Oh, itu saya.

Tapi titik bencananya adalah, sekadar transfer ilmu saja tidaklah cukup. Ruang kelas adalah tempat yang sepatutnya menjadi sumber inspirasi. Kenyataannya ... coba kira-kira sendiri.

Mungkin kita hanya belum beradaptasi. Ya, mungkin. Tetapi kualitas pendidikan kita sudah tertinggal amat jauh dari kualitas pendidikan di negara-negara maju. Dan di sisi lain, pandemi seolah-olah menampar kita untuk tetap melaksanakan pembelajaran daring.

Itu tidak apa-apa. Harus tidak apa-apa. Jika pembelajaran daring terus menghambat kita untuk menggali ilmu pengetahuan, pendidikan kita akan semakin hancur seperti perekonomian sekarang ini.

Ruang kelas impian

Pembelajaran telah dimulai kembali. Ketika saya memerhatikan saudara perempuan saya yang sedang mengikuti pembelajaran daring, terbetik sebuah ide bahwa saya ingin memproyeksikan ruang kelas impian versi saya. Dan di sinilah saya sekarang.

Dengan begitu, saya menempatkan diri sebagai seorang idealis. Saya tidak akan (lagi) menggambarkan apa yang benar-benar terjadi di ruang kelas (realisme), melainkan saya akan menggambarkan apa yang "seharusnya" terjadi di ruang kelas (idealisme).

Parameter saya terbatas pada suasana pembelajaran di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Jadi, inilah proyeksi ruang kelas ideal yang saya pikir bisa menghidupkan pendidikan kita.

Pembelajaran berlangsung dua arah

Komunikasi dua arah adalah fondasi pembelajaran yang sedari dulu saya idam-idamkan. Mungkin terkesan sepele bahwa Anda mengira selama ini memang sudah terjadi komunikasi dua arah: guru mempersilakan murid untuk berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun