Pada faktanya, tidak peduli berapa banyak pikiran positif yang Anda pikirkan, pasang surut kehidupan tetap akan terjadi.
Dengan kata lain, berpikir positif yang tidak realistis menciptakan kepalsuan rasa aman. Kelahiran, kematian, cinta, amarah, kebencian; semua itu merupakan pemandangan hidup yang dinamis, dan indah.
Melengahkan jerih payah
Menyambung poin sebelumnya, ketika pikiran positif menciptakan rasa aman yang palsu, kita tergoda untuk menurunkan tingkat kinerja. Kita menjadi tidak siap dalam menghadapi tantangan, sebab hal tersebut tidak pernah terbesit dalam pikiran kita.
Kelengahan dalam mencapai tujuan membuat kita mudah terkilir oleh jebakan kecil. Perlahan-lahan kita ditarik menuju lubang kelinci, hingga pada akhirnya kehilangan cara untuk bangkit karena terlampau nyaman dalam imajinasi.
Terlampau jauh berekspektasi
Katakanlah Anda seorang penggemar dari Emma Stone. Suatu hari, Anda membaca suatu artikel yang mengklaim bahwa dengan berpikir positif saja, Anda dapat mewujudkan apa yang Anda inginkan. (Saya pernah membaca buku yang mengklaim hal tersebut).
Kini Anda berpikir positif setiap hari bahwa Anda akan bertemu dengan Emma Stone dalam sebuah kesempatan. Namun, Anda baru saja tersadar bahwa Anda hanya seorang penduduk desa yang bahkan tidak begitu menguasai penggunaan ponsel.
Meskipun sebuah keajaiban dapat saja terjadi, tetapi peluangnya sangat kecil. Dan berpikir positif semacam ini bukan saja menghancurkan, tapi juga membuat Anda menjadi seorang pengkhayal (yang gila).
Lagi pula, mudah untuk dimengerti bahwa strategi berpikir positif dapat menjadi bumerang jika bayangan kita tidak dapat dipercaya, tidak realistis, dan tidak dikonfirmasi oleh pengalaman.
Menutupi keadaan negatif
Bayangkan tangki bensin di mobil Anda rendah, tapi karena Anda yakin akan kekuatan dari berpikir positif, Anda menutupi indikator bahan bakar mobil Anda dengan stiker wajah tersenyum. Apakah itu bermanfaat?
Itulah yang terjadi jika kita berpikir positif untuk menutupi keadaan negatif. Pikiran positif semacam itu sangatlah dangkal dan justru bisa membahayakan.
Pikiran kita memberi wawasan mendalam tentang keadaan kita saat ini. Mereka memberikan umpan balik yang berharga untuk membantu kita mengatasi situasi yang di luar kendali.