Rutinitas itu, meskipun sangat nyaman, membuat kita terjebak dalam satu kebiasaan sehingga terhindar dari segala bentuk risiko. Dan upaya tersebut sebenarnya merupakan jerih payah untuk memberikan hasil yang konsisten.
Zona nyaman tercipta ketika Anda mengatakan pada diri sendiri bahwa tidak ada alternatif lain yang lebih baik, bahwa Anda tidak berdaya untuk mengubah situasi, dan terlalu banyak risiko untuk ditanggung.
Zona nyaman memberikan Anda sedikit tekanan, karena pada akhirnya Anda percaya bahwa Anda tidak berdaya. Namun dalam jangka panjang, kepercayaan ini hanya akan menyabotase diri Anda sendiri.
Inilah mengapa zona nyaman sering kali hanyalah khayalan kita tentang jati diri kita yang sebenarnya. Kepalsuan ini tercipta agar kita terhindar dari rasa tersesat.
Zona nyaman itu seperti gelembung tempat Anda melindungi diri agar semuanya tetap sama. Bahkan jika Anda mengeluh tentang itu, Anda tetap di sana karena takut kehilangan perisai diri Anda sendiri.
Zona nyaman pun, pada akhirnya, membuat kita bergerak melalui keterbatasan; bergerak melalui kelembaman.
Mengapa bertahan di zona nyaman itu buruk?
Bagi Anda yang terlampau nyaman dalam hal tertentu, Anda dapat mempertimbangkan beberapa hal berikut.
Menahan kreativitas
Ketika Anda menciptakan gelembung Anda sendiri, Anda hanya akan memikirkan apa yang ada di dalam gelembung Anda. Apa pun yang menakjubkan di luar sana, Anda melewatkannya.
Tidak memberi makan pikiran kita dengan stimulasi baru yang menarik membuat otak kita berhenti memproduksi neuron baru. Itulah mengapa kreativitas kita juga tertahan.
Dalam banyak kasus, kreativitas kita muncul secara ajaib seperti bola lampu yang tiba-tiba ada di atas kepala kita. Jika Anda tidak tahu, hal tersebut lahir oleh sesuatu yang merangsang Anda.
Kecerdasan ibarat otot yang perlu dilatih agar berfungsi dengan baik. Dan ironisnya, suatu rutinitas hampir tidak menuntut apa pun kecuali penggunaan minimal dari kapasitas intelektual Anda.