Akui saja, dan merasa terganggulah atas kebenaran tersebut. Itu akan mendorong Anda untuk terus mencari dan belajar, juga berkembang.
3. Keberadaan X ditentukan oleh non-X
Kita bisa mengetahui sesuatu adalah X karena terdapat hal lain yang non-X.
Saya akan menyingkat saja.
Kita mengetahui perasaan senang karena ada sesuatu yang disebut sedih. Kita mengetahui perasaan cinta karena ada sesuatu yang disebut benci. Kita merasa sabar karena ada sesuatu yang disebut marah.
Jika Anda pernah mendengar pepatah klasik, "Segala sesuatu diciptakan secara berpasang-pasangan," maka yang saya maksud adalah demikian.
Ini begitu menyakitkan untuk diketahui bagi sebagian orang. Karena ini berarti, untuk menikmati X, kita juga harus pernah mengalami non-X.
Jika Anda ingin merasa senang, Anda pun harus pernah mengalami perasaan sedih. Jika tidak, Anda tidak tahu bagaimana rasanya menjadi senang. Dan kesenangan Anda pun tidak berarti apa-apa.
Ironisnya, Anda pun harus pernah menderita untuk menikmati perasaan bahagia. Karena apa jadinya kebahagiaan tanpa penderitaan? Ia adalah tawa kekosongan yang tanpa makna.
Untuk bisa menjadi pemenang, Anda harus tahu bagaimana rasanya menjadi kalah. Agar bisa menikmati kesuksesan, Anda harus mengerti pengalaman kegagalan.
Tidak ada cara mudah untuk melawan kebenaran ini. Anda tidak bisa melewatkannya dengan cara apa pun. Ini terdengar sangat menyakitkan, tapi sekali lagi, begitulah kehidupan.
Untuk menjadi X, Anda pun harus tahu atau mengalami non-X.
4. Kita melihat dengan kacamata kita sendiri
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!