Pengalaman tersebut pada akhirnya membentuk definisi kesuksesan versi saya sendiri.
Kesuksesan adalah perkembangan diri secara konstan menuju diri yang lebih baik. Hal tersebut diwarnai oleh perbaikan-perbaikan kecil di samping pengalaman apa pun yang sedang menimpa.
Standar dan definisi keberhasilan menjadi lebih sederhana, saya bisa menggapainya tanpa harus menunggu momentum besar. Setiap hari adalah peluang. Bahkan ketika saya mengalami kegagalan, itu adalah kesuksesan.
Secara paradoksal, kegagalan justru membuka gerbang pembelajaran bagi saya untuk mengembangkan diri, di mana pada titik tersebutlah saya mengalami kesuksesan.
Ya, itulah buah manis dari keyakinan "satu kehidupan untuk semua". Setiap orang merasakan kemenangan dalam hidupnya masing-masing. Tidak ada yang kalah. Dan jika harus, lebih baik tidak ada pemenang sama sekali. Oh indahnya kehidupan.
Ini seperti Anda mengatakan, "Oke, jika Anda berhasil di sana, saya akan berhasil di sini, di bidang saya," atau, "Tidak masalah. Jika Anda berhasil, bukan berarti tidak ada peluang bagi saya untuk melebihi Anda."
Semua orang bersaing dengan sehat tanpa merasa tersaingi.
Target hidup
Dengan definisi kesuksesan tadi, target hidup menjadi lebih "terjangkau". Anda dapat melakukannya setiap saat. Tidak peduli badai petir macam apa yang sedang terjadi, selalu ada langit biru cerah yang menanti.
Tentu Anda boleh memimpikan apa pun, Anda berhak menetapkan target hidup Anda setinggi langit. Tapi, ada dua pertanyaan yang saya harap bisa membantu Anda.
#Apa yang membuat Anda rela menderita?
Sesuatu yang Anda impikan haruslah sesuatu yang membuat Anda rela berjuang untuknya. Anda harus mencintai jerih payah ketimbang hasil. Jika Anda tidak rela menderita, berarti Anda tidak bersedia untuk sukses.
#Apa yang memotivasi Anda?
Jika motivasi yang mendorong Anda adalah kesuksesan orang lain, saya memberikan alarm peringatan kepada Anda. Karena menetapkan standar kesuksesan Anda "hanya agar bisa sama suksesnya seperti orang lain" merupakan nilai yang berbahaya.