Sesederhana itu aturan mainnya.
Namun, kita telah melakukan penghinaan terhadap bentuk kehidupan lain, ketiadaan rasa hormat kita pada generasi penerus. Dan Anda tahu? Saya adalah salah satunya. Saya adalah salah seorang remaja yang akan mewarisi Bumi ini dari Anda.
Jadi, mari kita berbicara serius.
Kita menghancurkan planet kita sendiri. Kitalah yang telah melakukannya, dan kita sedang melakukannya sekarang.
Saya melihat sendiri bagaimana bumi yang akan diwariskan kepada generasi saya ini dieksploitasi tanpa pertimbangan. Dan bukankah penghancuran alam ini merupakan sebuah perampokan atas kami yang akan mewarisi bumi ini?
Saya sedang menjadi saksi dari sebuah perampokan besar-besaran terhadap generasi saya di masa depan. Kabar-kabar kepunahan hewan, kebakaran hutan, kutub mencair, terumbu karang memutih; semua itu menusuk telinga saya dengan kejam. Mata saya terasa perih seperti dipenuhi jarum-jarum kasat mata.
Ini tidak benar! Apa hak manusia memusnahkan bentuk-bentuk kehidupan lainnya?
Tidakkah ini menjadi sebuah ironi takdir bahwa manusia berhasil mencapai suatu tahap kecanggihan pada saat kita mulai menyebabkan penyusutan besar-besaran keanekaragaman hayati Bumi ini?
Kita memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghentikan dan membalikkannya, tetapi untuk melaksanakan pengetahuannyalah yang sering kali tidak ada.
Saya bisa membayangkan bagaimana generasi saya berada dalam keputusasaan, berkunjung ke kebun binatang yang dipenuhi ilusi hologram sebagai hasil dari perkembangan teknologi paling mutakhir. "Kalian telah menghabiskan semuanya," teriak seorang anak di depan gedung parlemen.
Alam adalah sekutu terbesar kita dan inspirasi terbesar kita. Kita hanya harus melakukan apa-apa yang selalu dilakukan alam. Karena apa jadinya manusia tanpa alam? Memusnahkan alam sama dengan memusnahkan peradaban manusia itu sendiri.