Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kekuatan dari Menjadi "Tidak Tahu"

1 April 2021   09:12 Diperbarui: 1 April 2021   09:33 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengakuan akan ketidaktahuan merupakan langkah pertama kita menuju perkembangan | Ilustrasi oleh Arek Socha via Pixabay

Konon, Socrates sedang berjalan-jalan mengelilingi pasar Athena. Kemudian dia pun berseru, "Kamu harus mengenal dirimu sendiri! Kamu sungguh harus mengenal dirimu sendiri!"

Tak lama, seseorang dari mereka bertanya, "Hei Socrates, apakah kamu sudah mengenal dirimu sendiri?"

Socrates menjawab, "Aku tidak tahu. Tapi aku tahu bahwa aku tidak tahu!"

Kelahiran internet telah menciptakan perubahan besar dalam paradigma informasi. Bisa dibilang, kita hidup di zaman yang serba praktis. Informasi, data, dan pengetahuan benar-benar ada di ujung jari kita.

Hal-hal yang dulunya hanya diketahui oleh orang-orang tertentu dan dibagikan dalam lingkaran tertutup kini dapat diakses oleh semua. Jika Anda ingin tahu, Anda bisa.

Namun, hampir tidak mungkin untuk menjadi "ahli" yang sesungguhnya. Paradoksnya adalah bahwa setiap orang dan tidak seorang pun yang menjadi ahli.

Hal tersebut mendorong ketakutan umat manusia untuk menjadi tidak tahu. Pengakuan akan ketidaktahuan sering dianggap sebagai bahaya yang mengancam jati diri melebihi kebodohan itu sendiri.

Rasa takut untuk mengatakan "saya tidak tahu" telah dimulai sejak lama. Kemudian kita mulai berlagak dan membuat-buat di hadapan umum. Kita dapat berpura-pura.

Dan untuk sementara, kita dapat lolos. Bahkan kita dapat menipu diri sendiri. Namun apa yang terjadi? Bau bangkai selalu tercium pada akhirnya.

Anda tidak dapat berpura-pura untuk waktu yang lama, karena Anda akhirnya akan ketahuan. Dan justru, pengakuan tentang ketidaktahuan sering merupakan langkah pertama dalam pendidikan.

Jika Anda tidak membiarkan seorang guru mengetahui tingkat kemampuan Anda (dengan mengajukan pertanyaan, atau mengungkapkan ketidaktahuan Anda), Anda tidak akan belajar atau berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun