Transendensi juga membutuhkan empati, yakni kemampuan merasakan dan melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Inilah yang menciptakan kesadaran kosmopolitanisme, kesadaran bahwa kita ini adalah warga dunia yang bersatu, bukan sekadar warga dari suatu negara.
Pada akhirnya, pembaca, sangatlah penting untuk mempertanyakan segalanya, sekalipun itu keyakinan Anda yang dianggap sebagai kebenaran mutlak.
Ketika saya mendapatkan sebuah pengetahuan baru atau memeriksa keyakinan saya sendiri, sering muncul pertanyaan otomatis, "Lho, jangan-jangan ..."
Meskipun itu mendorong saya untuk menjadi orang yang "curigaan", tapi begitulah saya menjadi tidak fanatik dengan kebenaran. Kesalahan adalah langkah awal menuju perkembangan.
Inilah pentingnya pendidikan berpikir kritis sejak dini. Jika generasi muda kita terus diajarkan untuk menghafal, bagaimana kita berharap mereka bisa menjadi generasi yang kritis?
Saya hampir menangis saat melakukan (sedikit) riset tentang tulisan ini. Ada banyak kasus terorisme yang terjadi dengan melibatkan anak-anak karena terpengaruh oleh orang tuanya.
Sangat menyayat hati! Ternyata pada titik tertentu, sangatlah sulit untuk membedakan manusia dengan hewan. Apakah kita adalah hewan-hewan yang berpikir?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H