Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Mengapa Terjadi Terorisme?

28 Maret 2021   18:08 Diperbarui: 29 Maret 2021   18:23 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 1970-an, dunia menyaksikan lahirnya beragam kelompok teroris. Mereka memiliki beragam tujuan, baik itu tujuan politis, maupun tujuan religius.

Semuanya memiliki pola yang sama, yakni tafsir semena-mena atas sebuah paham yang bersifat tertutup, sempit, dan menindas perbedaan.

Maka bisa dikatakan bahwa terorisme berpijak pada suatu pemahaman tertentu yang mengklaim kebenarannya sebagai kebenaran mutlak.

Para teroris yakin secara dogmatis, bahwa mereka telah sampai pada kebenaran mutlak dan memutuskan untuk memusnahkan segala pandangan yang bertentangan dengannya.

Kesesatan berpikir ini telah memberikan mimpi penuh kebohongan pada mereka yang anti berpikir kritis.

Mari kita telusuri lebih dalam.

Banyak dari para teroris yang tobat berdalih bahwa dulunya mereka punya dendam, merasa terasingkan, atau merasa dicabut haknya.

Secara tersirat, asumsi itu datang dari kesesatan mereka dalam berpikir. Mereka menganggap bahwa hidup harus mengabulkan semua keinginannya. Kemudian gigi diganti gigi, tangan diganti tangan, kaki diganti kaki.

Justru saya bertanya-tanya, apa hakikat kebahagiaan jika semua keinginan harus terpenuhi? Bukankah kita merasa bahagia karena kita tahu betapa menyakitkannya sebuah penderitaan?

Atau jikalau demikianlah yang seharusnya terjadi, untuk apa Tuhan menciptakan surga dan neraka? Mungkin saya berpikir terlalu mengarah kepada agama, tapi inilah poin saya selanjutnya.

Mengapa seseorang yang taat beragama sekalipun ada yang berani melakukan aksi bom bunuh diri? Inilah yang sempat atau bahkan masih menyita perhatian dunia: jika agama cinta perdamaian, mengapa penganutnya ada yang menjadi teroris?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun