Seperti Diogenes yang pernah mengobrol pada sebuah dinding, seseorang datang dan bertanya, "Untuk apa?"
Diogenes menjawab, "Berlatih untuk tidak didengarkan."
Ketika saya merasa lelah secara emosional, saya hanya akan duduk di teras rumah dan menatap kelap-kelip bintang di langit gulita. Beberapa dari mereka menari laksana seorang biduan penghibur.
Ketenangan itu membuat saya tersadar, bahwa hidup sederhana selalu ada di depan saya, tetapi ambisi untuk membuat orang lain menyukai saya menjadikan segalanya begitu rumit dan ruwet.
Tidak ada kehidupan yang sempurna atau ideal untuk siapa pun. Setiap orang memiliki masalahnya sendiri untuk ditangani. Jadi, alih-alih meratapi sesuatu yang tidak dapat Anda lakukan, mulailah menikmati apa yang ada dan (masalah) yang akan ada.
Kita punya kesadaran diri yang membedakan kita dengan hewan. Karenanya, jalan pikiran kita sepenuhnya ada dalam kendali kita, apakah kita ingin menjadikan itu sebagai kutukan atau keberkahan.