"Kenapa kamu mematikan rokok yang masih utuh itu?" tanya saya.
"Aku malu kalau harus merokok di depan orang yang bukan perokok."
Nah, itu baru contoh kecil. Dan itu bisa menjadi manfaat jangka panjang jika Anda melakukannya dengan tepat.
Pada saat duduk di kelas 1 SD, saya tak begitu suka beribadah. Saya tak mengerti alasan orang-orang melakukannya. Itu hanya membuang waktu dan lebih baik pergi bermain seharian, pikir saya saat itu.
Namun, Ibu saya melakukannya tanpa kata. Beliau hanya melakukannya, membiarkan saya memerhatikan dan menjadi penasaran. Saya mulai bertanya, "Kenapa harus beribadah? Apa manfaatnya?"
Kemudian hati saya tergerak dan mulai membiasakan diri, merasa seakan-akan ibadah sudah menjadi bagian dari kegiatan saya setiap hari.
Kedua, daripada memberikan jawaban kepada seseorang, cobalah berikan dia pertanyaan yang lebih baik.
"Daripada kamu berkata, 'Kamu harus berubah dan berhenti bermain game,' kamu bisa berkata, 'Apakah kamu yakin akan menghasilkan sesuatu yang berharga dari bermain game? Apakah game akan menjadi kebahagiaanmu sepanjang waktu?''"
Teman saya itu mengangguk, padahal saya belum selesai berujar.
Tapi sungguh, daripada berkata, "Berhenti membuang uangmu untuk membeli token game," Anda bisa berkata, "Pernahkah terpikir olehmu bahwa ibumu akan sangat bahagia ketika kamu memberikannya sesuatu? Di sini, bolehkah aku memberi saran tentang barang-barang yang mungkin disukai ibumu?"
Memberikan pertanyaan itu sulit, membutuhkan kesabaran. Dan pikiran. Dan perhatian. Dan pengertian. Tapi mungkin karena alasan itulah mengapa ini sangat berguna.