Bumi 2081
Teruntuk Umat Manusia
di Bumi 2021
Hai, nenek dan kakek buyut.
Bagaimana hari-hari kalian? Pasti sedang menikmati usia remaja dengan ponsel atau permainan di layar digital! Di generasiku, semua itu jauh lebih canggih dan realistis! Tapi aku sama sekali tak tertarik. Satu-satunya yang aku pedulikan di sini adalah keadaan planet Bumi yang semakin mendekati akhir.
Kalian benar-benar mewariskan semua ini kepada kami. Terima kasih atas teknologi super canggih yang telah diwariskan sehingga kami masih bisa melihat keindahan Bumi meskipun hanya sekadar virtual. Kalian tahu, ini membuat kami sangat jengkel!
Kami bisa melihat badak jawa, harimau sumatera, cendrawasih, atau komodo; tapi dari foto-foto yang terkenang. Baru saja aku melihat rekaman seekor orang utan yang melahirkan anaknya di penangkaran. Sayangnya, itu menjadi sebuah pemandangan yang tidak pernah ada lagi sepanjang hayat manusia masa kini.
Seiring dengan punahnya hewan pemakan rumput, punah pula hewan-hewan pemakan daging. Beberapa spesies karnivora dan herbivora sempat bertahan hidup di penangkaran, tapi mereka pun akhirnya punah di sana.
Satu penyebab terpenting dari punahnya begitu banyak tumbuhan dan hewan ialah pemanasan global yang menjadi-jadi sejak beberapa dekade. Pada seratus tahun yang lalu, Bumi ini masih begitu memesona. Namun, dalam abad ini, Bumi telah kehilangan pesonanya. Dunia kini telah begitu berubah.Â
Memang bertahun-tahun lalu, kalian sudah mulai berusaha untuk berhenti membuang gas CO2 ke atmosfer, tapi gas yang telah dilepaskan mustahil ditarik kembali.Â
Planet ini telah melampaui ambang batasnya. Saat ini, pemanasan global telah terlepas dari kendali manusia. Proses alamiah Bumi kini berjalan dengan logikanya sendiri.
Bahkan di Kutub Utara, generasi kalian telah mewarisi generasi kami dengan es yang mencair, hanya tersisa goyangan riak-riak di laut yang tampak tak ada kehidupan. Sudah beberapa dasawarsa berlalu sejak beruang kutub terakhir ditemukan di alam bebas, tetapi masih ada beberapa ekor di penangkaran.
Masih ada yang tersisa di alam bebas, tapi itu hanya sekelumit dari keanekaragaman masa lalu, sekadar remah-remah dari sajian hidangan kerajaan alam. Dan bagiku, atau bahkan bagi kami, itu tidak cukup!