Itu ada di depan Anda. Passion ada di depan hidung Anda. Dan Anda hanya mengabaikannya. Untuk alasan apa pun, Anda mengabaikannya.
Anda berkata pada diri sendiri, "Ya, aku suka berpetualang menjelajah alam, tapi itu bukan sesuatu yang aku sebut passion. Aku tidak bisa menghasilkan uang dengan itu dan malah menghabiskannya."
Masalahnya bukanlah kurangnya hasrat akan sesuatu. Masalahnya tentang produktivitas, persepsi, dan penerimaan.
Masalahnya adalah, "Oh, itu bukan pilihan yang realistis. Aku harus menjadi dokter. Aku tidak bisa menghasilkan uang dengan hanya berjalan-jalan."
Ini berarti, masalahnya bukan tentang gairah. Tidak ada gairah. Ini tentang prioritas.
Dan bahkan kemudian, siapa bilang kita perlu menghasilkan uang dengan melakukan apa yang kita sukai? Sejak kapan setiap orang merasa berhak untuk mencintai setiap detik pekerjaan mereka?
Hal yang patut kita sadari adalah, setiap pekerjaan terkadang menyebalkan. Tidak ada aktivitas yang menyenangkan sepenuhnya. Selalu saja ada yang membuat kita lelah, stres, dan mengeluh.
Saya menjalani aktivitas menulis (yang terjadi secara tidak sengaja. Saya tak pernah dalam beberapa tahun merencanakan hal ini akan terjadi; seperti anak kecil di taman bermain, saya hanya pergi dan mencobanya), dan saya masih membenci sekitar 40% darinya.
Sekali lagi, itulah hidup.
Masalahnya di sini, sekali lagi, ekspektasi. Orang-orang kebingungan mencari passion hanya karena sulit menemukan sesuatu yang menyenangkan, tapi juga bisa menghasilkan uang. Mereka berpikir keras tentang sebuah kegiatan yang mereka suka, dengan syarat, memiliki keuntungan besar.
Ini artinya, bukan passion yang menjadi masalah. Ini tentang prioritas.