"Ah," celetuk saya, "aku tidak punya petunjuk. Kalau kamu tak tahu apa yang harus dilakukan dengan diri sendiri, apa yang membuatmu berpikir bahwa orang bodoh sepertiku bisa menemukannya? Aku bukan peramal, Bung!"
"Tapi kamu suka menulis," katanya.
Spontan saya menepuk jidat. Sebenarnya, saya tak begitu suka menulis. Menulis bukan passion saya. Atau bahkan, saya tak punya passion pada apa pun!
Meskipun saya sering menulis, nyatanya saya masih membenci 40 persen dari kegiatan menulis. Terkadang, saya benci mencari ide. Sesekali ia datang dengan tiba-tiba, dan masalah terletak pada kesulitan untuk menguraikannya dalam kata-kata.
Jadi kalau orang-orang bertanya tentang apa passion saya, jawabannya hanya akan mengangkat bahu. Saya tidak tahu, dan tak ingin tahu.
Karena itulah yang terpenting; apa yang ingin saya katakan kepada orang-orang yang merana dengan passion-nya adalah: itulah intinya, "tidak tahu" adalah intinya.
Hidup adalah tentang tidak mengetahui, dan kemudian melakukan sesuatu. Hidup selalu berjalan demikian. Semua. Dan itu tidak akan menjadi lebih mudah hanya karena Anda mengetahui bahwa Anda suka menonton drama Korea atau mendengarkan musik rock setiap saat.
Keluhan umum di antara banyak orang seperti ini adalah bahwa mereka perlu menemukan passion mereka.
Saya menyebutnya omong kosong.
Anda sudah menemukan minat dan gairah Anda, Anda hanya mengabaikannya. Sungguh, Anda terjaga selama 16 jam sehari, apa yang Anda lakukan dengan waktu Anda? Anda melakukan sesuatu, jelas.
Ada beberapa aktivitas yang mendominasi sebagian besar waktu luang Anda, dan Anda tak sadar telah mengejarnya atau mencarinya.