Empati adalah sebuah keterampilan. Empati berarti Anda mengambil rasa sakit apa pun yang memotivasi orang itu dan membayangkan bahwa Anda sendiri mengalami rasa sakit yang sama.
Anda membayangkan menjadi seorang ayah yang tak mampu membelikan susu untuk anak. Atau membayangkan menjadi sebatang kara dan harus hidup dari sisa-sisa makanan di tong sampah. Atau membayangkan rasa sakit dan frustasi dalam melawan rasa candu.
Sulit untuk dilakukan. Tapi, ini bisa menjadi garis pemisah kita dengan hewan. Inilah yang memberi kita pijakan menuju moralitas. Inilah yang mengisi hidup dengan makna.
Empati adalah gerbang Anda dalam memaafkan seseorang. Jika memaafkan adalah mobil yang akan menghancurkan rasa benci dan amarah dalam diri Anda, maka berempati adalah pembuka gerbang menuju rasa benci dan amarah itu.
Ketika kita tidak lagi melihat tindakan yang salah sebagai keseluruhan karakter mereka dan hanya satu bagian kecil dari karakter mereka, kita telah mencapai tahap memaafkan.
Langkah terakhir dari memaafkan adalah menetapkan batasan. Maksud saya, biarkan kebencian dan amarah sirna. Biarkan bayangan balas dendam dan kemalangan mati. Itu tidak membantu siapa pun, apalagi diri kita sendiri.
Emosi negatif terhadap orang-orang itu akan tetap ada, tapi biarkan saja. Ibarat ada dua serigala yang hidup dalam diri kita. Satu serigala adalah cinta kita. Yang lainnya adalah kebencian kita.
Dan serigala mana pun yang kita beri makan akan tumbuh lebih kuat dan mulai mendominasi yang lain. Mana yang harus diberi makan, silakan Anda pilih. Anda bukan lagi anak TK yang butuh banyak petunjuk.
Setelah itu, kita bisa menetapkan batasan. Kita harus tahu kapan emosi negatif itu muncul kembali.
Saya bisa mengatakannya seperti ini:
"Ya, Bung, tentu saja aku memaafkanmu. Aku mengerti kenapa kamu mencuri uangku diam-diam saat akhir bulan. Tapi aku juga ingin kamu tahu bahwa meskipun aku memaafkanmu, itu bukan berarti kamu berhak menjadi bagian dari hidupku. Aku senang bisa berteman denganmu, tapi untuk saat ini, aku tidak mau melibatkanmu dalam kegiatan apa pun. Aku ingin kamu menghargainya."