Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Taman Firdaus Manusia

18 Januari 2021   06:49 Diperbarui: 18 Januari 2021   07:09 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita sudah berada di surga | Ilustrasi oleh Noel Bauza via Pixabay

"Hebat!" sambut Arsa dengan iringan tepuk tangan. Dhira merasa puas dengan dirinya sendiri.

"Semua memang sudah sangat terencana, Dhira," lanjut Malaikat Arsa, "Jika bumi lebih dekat sedikit saja ke matahari, manusia tak akan kuat menahan panasnya. Dan jika bumi lebih jauh sedikit saja dari matahari, kemungkinan manusia akan segera menjadi patung es. Segalanya benar-benar sesuai porsi."

"Kau pasti yang paling bijaksana di antara sesamamu."

"Itu berlebihan."

Malaikat Arsa mengambil batu halus yang seukuran dengan separuh kepalan tangannya. "Batu kecil ini adalah sepotong bumi. Segala sesuatu yang besar selalu tersusun dari segala sesuatu yang kecil. Dan bumi ini, adalah sepotong surga. Kita sedang berada di bagian kecil dari surga-Nya, Dhira."

Dhira mengangguk. "Aku adalah penghuni bumi. Aku adalah bagian kecil dari bumi."

"Dan kau juga merupakan bagian kecil dari surga, karena bumi adalah bagian kecil dari surga."

"Merdu betul perkataanmu. Tapi, kau sudah mengatakannya; kita sudah berada di Taman Firdaus manusia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun